“Kejar air yang berliku”
Sesuai dengan namanya, ini menguji kemampuan pengemudi dalam mengendalikan kendaraan di kondisi jalan yang buruk. Pengemudi harus mengikuti tepi sungai tanpa membiarkan rodanya tenggelam ke dalam air. Di saat yang sama, ia harus memastikan gerbong berjalan mulus dan berbelok dengan waktu yang tepat.
“Menyeberangi jalan sempit”
Sebuah jūnbiǎo adalah gerbang yang dihiasi dengan bendera. Dalam ujian ini, beberapa batu akan ditumpuk di tengah gerbang sebagai rintangan. Pengemudi harus melewatinya tanpa menggores rintangan dengan keretanya.
“Seberangi persimpangan dengan elegan”
Dalam hal ini, kusir mengendalikan kereta yang ditarik oleh empat ekor kuda. Mereka harus bernegosiasi dengan aman dan menghindari pejalan kaki di persimpangan. Pengemudi kereta juga harus memastikan bahwa kuda-kuda itu berlari dengan kecepatan satu sama lain.
“Usir hewan ke kiri”
Ini adalah ujian yang paling sulit. Di sini, para kusir diharuskan menggiring burung dan binatang buas ke sisi kiri gerbong. Itu karena di medan perang, sebuah kereta akan dilengkapi dengan seorang pemanah, yang duduk di sebelah kiri pengemudi. Tugas pengemudi adalah memosisikan gerbong agar pemanah melakukan tembakan terbaiknya. Dalam perburuan, pemburu juga akan duduk di sebelah kiri pengemudi. Jadi pengemudi juga perlu mengarahkan kereta agar pemburu dapat menembak hewan dengan nyaman.
Pengemudi kereta kuda yang terampil sangat dihargai di Kekaisaran Tiongkok
Tetapi mengambil tes bisa sepadan dengan risikonya. Pengemudi yang terampil sangat berharga bagi kekaisaran. Itu karena kereta sangat penting di medan perang Tiongkok kuno. Kereta kuda untuk pertempuran biasanya membawa seorang pemanah, tombak, dan pengemudi. Maka kusir bertanggung jawab untuk mengarahkan kereta ke posisinya agar tentara dapat menjatuhkan musuh.
Belajar mengemudi juga dapat meningkatkan status sosial seseorang. Menurut Sima Qian dari Dinasti Han, ada seorang pengemudi kereta terkenal bernama Zaofu di Dinasti Zhou. Ia mengemudikan kereta Raja Mu dari. Suatu ketika ketika Raja Mu sedang melakukan perjalanan di barat wilayahnya, Negara Bagian Xu bangkit memberontak melawannya.
Karena kerajaan terancam, Zaofu melaju secepat mungkin. Kereta tampaknya menempuh lebih dari 1.000 li (sekitar 500 kilometer) dalam satu hari. Ini memungkinkan Raja Mu kembali ke ibu kota tepat waktu untuk mengatur pertahanan melawan pemberontak Xu. Mu akhirnya mengalahkan tentara Xu dan menghadiahkan Zaofu dengan tanah di kota Zhao. Di sana Zaofu menjadi seorang bangsawan dan mengadopsi Zhao sebagai nama keluarga barunya.
Source | : | The World of Chinese |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR