Pengemudi kereta kuda wajib mematuhi peraturan lalu lintas di masa Kekaisaran Tiongkok
Meskipun Zaofu mengemudi dengan cepat dalam keadaan darurat, sebagian besar pengemudi masih harus mematuhi peraturan lalu lintas di masa itu.
Peraturan lalu lintas paling awal di Tiongkok muncul pada dinasti Tang (618 – 907). Menurut Hukum Dinasti Tang, kereta kuda tidak diizinkan untuk melintasi jalan-jalan kota kecuali dalam keadaan darurat. Misalnya untuk mengantarkan dokumen pemerintah yang mendesak atau membawa tabib. Pelanggar akan dicambuk 50 kali sebagai hukuman atau dihukum karena kejahatan jika mengakibatkan kematian akibat kelalaian.
Pengemudi yang menyebabkan cedera dapat dibebaskan dengan jaminan, tetapi harus membayar biaya pengobatan korban. “Mereka juga dapat menghadapi hukuman lain tergantung pada kondisi orang yang terluka,” ujar Sun.
Sebuah dokumen pengadilan dari dinasti Tang yang ditemukan di Xinjiang pada tahun 1973 merinci sebuah kecelakaan lalu lintas. Pada tahun 762, di Gaochang, sebuah gerobak yang ditarik sapi menabrak dua anak. Keduanya terluka parah. Orang tua dari salah satu anak melaporkan pengemudi tersebut ke pemerintah.
Baca Juga: Kaisar Tiongkok Zhenzong yang Menukar Perdamaian dengan Harta
Baca Juga: Kisah Kekejaman Kaisar Tiongkok Taizu yang Menghancurkan Dinasti Tang
Baca Juga: Chongzen, Kaisar Tiongkok Pilih Akhiri Nyawa Sendiri dengan Sadis
Baca Juga: Xuanzong, dari Pangeran Pemalu Jadi Kaisar tiongkok yang Disegani
Catatan pengadilan menunjukkan bahwa pengemudi, bernama Kang Shifen, dibebaskan dengan jaminan. Namun ia harus membayar perawatan medis anak-anak yang terluka dan dilarang meninggalkan Gaochang tanpa izin dari pemerintah. Jangka waktu jaminan adalah 50 hari. Jika anak-anak meninggal dalam 50 hari, pengemudi akan diasingkan.
Undang-undang lalu lintas lain yang dikenal sebagai “Perintah Yizhi” juga diberlakukan di dinasti Tang. Aturan itu terdiri dari empat prinsip utama untuk mengemudi. Bunyinya demikian, “Orang berstatus rendah harus memberi jalan kepada mereka yang berstatus tinggi. Yang muda harus mengalah kepada yang tua. Gerbong dengan muatan ringan harus memberi jalan kepada gerbong dengan muatan berat. Mereka yang meninggalkan kota harus memberi jalan kepada mereka yang memasuki kota.”
Prinsip-prinsip tersebut terus diikuti hinga masa Dinasti Song (960 – 1279).
Di era Dinasti Qing (1616 – 1911), satu peraturan lagi ditambahkan. Menurut Hukum Dinasti Qing, jika kuda atau kereta menabrak pejalan kaki dan menyebabkan cedera, pengemudi harus membayar perawatan. Selain itu, mereka harus memberikan hewan yang ditunggangi kepada yang terluka sebagai kompensasi. Jika terjadi kematian, pengemudi akan dicambuk 100 kali dan dijatuhi hukuman tiga tahun penjara.
Nah, bayangkan jika semua aturan dan ujian itu diterapkan di zaman sekarang.
Source | : | The World of Chinese |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR