Valide Sultan sering terlibat dalam proyek amal, membangun rumah sakit untuk warga sipil, dan juga pelindung seni. Hal ini menunjukkan bahwa peran perempuan di kekaisaran juga meluas ke ranah sosial.
Sebagai salah satu dari dua permaisuri Suleiman, Hurrem diyakini sebagai tawanan Ruthenia yang dibawa ke harem sultan. Harem adalah tempat yang disediakan untuk istri, selir, dan pelayan wanita sultan.
Setelah menarik perhatian Suleiman, Hurrem terus naik ke tampuk kekuasaan dengan menjadi favorit sultan, permaisuri utamanya, dan kemudian menjadi istri.
Khususnya, dia adalah wanita pertama dalam sejarah Kekaisaran Ottoman yang ikut campur dalam urusan negara dan juga yang pertama bernama Haseki Sultan.
Haseki Sultan adalah sebutan untuk istri sultan di periode Kesultanan Wanita. Kesultanan Wanita adalah periode saat wanita ikut memerintah dan memengaruhi kebijakan di Kekaisaran Ottoman.
Baca Juga: Kemunculan dan Runtuhnya Janissari, Pasukan Elite Kekaisaran Ottoman
Baca Juga: Mati-matian Kekaisaran Ottoman Melindungi Pengungsi dari Kejaran Musuh
Baca Juga: Kisah Ibrahim Kekaisaran Ottoman, Gila Wanita Punya Ratusan Selir
Kasus Hurrem Sultan mungkin yang paling menggambarkan peran perempuan dan kekuasaan mereka selama Kesultanan Wanita. Dalam urusan rumah tangga, dia bersaing dengan permaisuri lainnya, Mahidevran, yang putranya adalah pewaris pertama takhta kekaisaran.
Namun, Hurrem bertindak sebagai penasihat Suleiman dan memiliki pengaruh besar dalam kebijakan luar negeri dan politik internasional. Selain dalam politik, dia sangat terlibat dalam pekerjaan amal melalui gedung-gedung publik yang dia perintahkan.
Dia sangat peduli dengan orang miskin dan sering memberikan sedekah dengan murah hati. Dalam hal ini, pengaruhnya berlipat ganda karena memengaruhi lingkungan kekaisaran melalui politik dan masyarakat melalui amalnya.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR