Sekarang mereka diperintahkan untuk segera pergi. Hari sudah malam. Ayat 34 mengatakan bahwa mereka mengambil adonan mereka sebelum mengembang.
Cukup untuk tujuh hari. Ini menjadi aturan Paskah agar malam ini dan perjalanan ini dikenang. Domba panggang, lalu tujuh hari roti tidak beragi; pasal 12:15.
Mereka melakukan perjalanan di malam hari melintasi semenanjung, dipandu oleh 'tiang api' yang Tuhan sediakan. Mereka makan dan tidur di siang hari yang terik, lalu melanjutkan perjalanan saat malam tiba.
Mereka menyeberangi Teluk Aqaba (Laut Merah) pada malam ketujuh dan sampai di pantai Midian saat fajar menyingsing.
Bagaimana mungkin Teluk Aqaba menjadi tempat penyeberangan Laut Merah?
Teluk Aqaba memiliki luas sekitar 11 mil (17,7 km). Ada sebuah pantai besar di sisi Mesir yang disebut 'Nuweba' di mana orang-orang berkumpul setelah melewati lorong-lorong sempit di antara gunung-gunung besar di semenanjung Sinai.
“Yang lebih menarik dan relevan adalah fakta bahwa Teluk Aqaba merupakan bagian dari persimpangan antara lempeng benua Asia dan Afrika,” tulis Duckworth
Persimpangan ini membentang ke selatan dari lembah Yordania, menuruni Teluk Aqaba, dan berlanjut ke Lembah Celah Besar di Afrika timur. Jadi, secara logis kita mungkin mengharapkan pergerakan seismik terjadi di sini. Hal itu terjadi hingga hari ini.
Baca Juga: 24 April 1957, Terusan Suez Dibuka Kembali Setelah Krisis Sinai
Baca Juga: Penemuan Kuil Zeus-Kasios di Situs Arkeologi Tell el-Farma, Mesir
Baca Juga: Permukiman Romawi Kuno dengan 'Menara Merpati' Ditemukan di Mesir
Baca Juga: Telah Berubah, Seperti Apa Piramida Mesir Kuno Saat Pertama Dibangun?
Kisah Keluaran menunjukkan adanya aktivitas seismik di tempat lain. Wabah kegelapan 'yang dapat dirasakan' bisa jadi disebabkan oleh abu dari aktivitas gunung berapi di Pulau 'Thera' di sebelah utara Mesir di Laut Tengah.
Telah terjadi letusan-letusan kecil di sana selama berabad-abad, menyebabkan penduduk Thera dan Kreta - bangsa Filistin - meninggalkan pulau-pulau mereka yang berbahaya dan menetap di tempat lain.
Dan ada kemungkinan bahwa ledakan besar terakhir di Pulau Thera terjadi saat bangsa Ibrani hendak menyeberangi Laut Merah pada tahun 1446 SM.
Ledakan itu akan mengacaukan seluruh wilayah. Dan tempat bertemunya lempeng benua merupakan titik pergerakan yang paling mungkin terjadi.
Kembalinya air laut yang menenggelamkan Firaun dan tentaranya, terdengar sangat mirip dengan tsunami. Baru-baru ini sebuah artikel menjelaskan tentang tsunami setinggi 4 meter yang terjadi di Teluk Aqaba pada tahun 1990-an serta merusak desa di pantai Nuweba.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR