Maka, ketika hendak membicarakan isu lingkungan dalam film, ada beberapa hal yang harus dipahami oleh para peserta. Pembahasan di lokakarya bertemakan pembuatan film dengan isu lingkungan, tips dalam public speaking dan engagement dengan tujuan membuat peserta lebih peracaya diri memperkenalkan karyanya.
Lokakarya ini berlangsung pada 18-19 Maret 2023 dengan diisi beberapa pakar perfilman nasional, komposer musik, dan materi lingkungan.
Beberapa di antaranya seperti Eugene Panji yang pernah menjadi sutradara Cita-citaku Setinggi Tanah dan 22 Menit, Ursula Tumiwa dari Dewan Penasihat Minikino Short Film Festival, dan komposer musik trilogi Merah Putih, Thoersi Argeswara.
Selain itu, sebagai bagian rangkaian kegiatan acara WLFF 2023, lokakarya ini adalah prasyarat bagi peserta untuk mengikuti kompetisi film pendek bertema lingkungan. Kabar terbarunya, Mei ini para peserta sedang dalam tahap produksi.
Baca Juga: Seberapa Rumit Mendaftarkan Film di Lembaga Sensor Film Indonesia?
Baca Juga: Pemanasan Global Membuat Jamur Menjadi Lebih Berbahaya bagi Manusia
Baca Juga: Teknologi Penambangan Baru Ramah Lingkungan dengan Menggunakan CO2
Baca Juga: Ilmuwan PBB Peringatkan Dunia Harus Segera Hentikan
Setidaknya masih ada waktu bagi mereka berkreasi sebelum akhirnya masuk proses penjurian. 10 film terbaik akan diputar, dan tiga di antaranya akan mendapatkan hadiah kejuaraan.
Juni nanti, selain penayangan film, WLFF akan menayangkan beberapa film bertema lingkungan lainnya yang diproduksi nasional maupun internasional. Acaranya juga mengadakan Waste Less Market, sebagai ajang UMKM yang menerapkan prinsip ramah lingkungan.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR