Baca Juga: Bencana akibat Mencairnya Gletser Himalaya Itu Sudah Diwanti-wanti
Dengan memperhitungkan kehilangan massa gletser yang berakhir di danau, para peneliti dapat lebih akurat menilai keseimbangan massa tahunan gletser ini dibandingkan dengan gletser yang berkhir di daratan. Jadi metode perhitungan ini lebih menyoroti percepatan kehilangan massa gletser di Himalaya yang lebih besar.
Studi ini juga menyoroti perlunya memahami mekanisme yang mendorong hilangnya massa gletser dan perkiraan hilangnya massa gletser yang berakhir di danau secara global, yang diperkirakan sekitar 211,5 Gt, atau kira-kira 12%, antara tahun 2000 dan 2020.
“Ini menekankan pentingnya menggabungkan hilangnya massa di bawah air dari gletser yang berakhir di danau dalam perkiraan perubahan massa di masa depan dan model evolusi gletser, terlepas dari wilayah studinya,” kata anggota penulis studi ini, Tobias Bolch dari Graz University of Technology.
David Rounce dari Carnegie Mellon University, yang juga turut menjadi penulis dalam studi ini, mencatat bahwa dalam jangka panjang, kehilangan massa dari gletser yang berakhir di danau dapat terus menjadi kontributor utama kehilangan total massa sepanjang abad ke-21 karena gletser dengan kehilangan massa yang signifikan dapat menghilang lebih cepat dibandingkan dengan proyeksi yang ada.
“Dengan memperhitungkan kehilangan massa gletser secara lebih akurat, para peneliti dapat memprediksi dengan lebih baik ketersediaan sumber daya air di masa depan di wilayah pegunungan yang sensitif,” kata Yao Tandong, anggota penulis studi ini.
Tandong juga mengetuai Third Pole Environment (TPE), sebuah program sains internasional untuk interdisipliner studi tentang hubungan antara air, es, iklim, dan manusia di wilayah Himalaya dan sekitarnya. Program ini akan terus meneliti kondisi gletser dan air di wilayah itu untuk terus mendapatkan pemahaman lebih baik tentangnya.
Source | : | Chinese Academy of Sciences |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR