Saat gereja semakin kuat, perselisihan tertentu, seperti menentukan tanggal Paskah, menjadi perdebatan hangat dan pada tahun 325 M Konsili Nicea Pertama berusaha untuk menyelesaikannya. Konsili adalah musyawarah besar pemuka gereja Katolik Roma.
Ini adalah pertemuan para pemimpin gereja mula-mula yang bertemu di kota Nicaea di Romawi Timur (sekarang İznik di Turki barat) dalam upaya untuk membakukan apa yang diyakini orang Kristen.
Sementara Konsili Nicea kedua diadakan pada tahun 787, tetapi yang pertama adalah yang paling penting.
Menurut Ken Dark, seorang profesor arkeologi dan sejarah di King's College London, Konsili Nicea pertama menyandikan kepercayaan Kristen dalam Pengakuan Iman Nicea, versi yang masih dibacakan dalam kebaktian gereja Katolik dan Ortodoks hingga saat ini.
Konsili juga berusaha untuk menyelesaikan perselisihan tentang tanggal Paskah tetapi kurang berhasil. Perselisihan antara pendeta Romawi dan Celtic di Inggris awal mengenai tanggal Paskah tidak diselesaikan sampai tahun 664, mendukung metode Barat dan Romawi.
"Sejak abad kedua dan seterusnya, perhitungan tanggal Paskah menjadi kontroversi di gereja mula-mula," kata Dark kepada Live Science.
"Meskipun Konsili Nicaea pada tahun 325 berusaha untuk menyelesaikan ini, masalah tersebut terbukti kontroversial selama berabad-abad."
Ekuinoks musim semi
Selain menstandarkan tanggal Paskah, Konsili Nicea ingin memindahkan perhitungannya dari kalender Yahudi, yang pada saat itu dipandang sebagai peninggalan dari agama lain.
Solusi dari dewan adalah mengikat perhitungannya dengan vernal atau spring equinox, yang terjadi setiap tahun pada tanggal 20 Maret atau 21 Maret.
Rumus yang ditentukan oleh Konsili Nicea masih digunakan sampai sekarang. Minggu Paskah harus dirayakan pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama setelah titik balik musim semi, yang sekarang berarti Paskah jatuh pada hari Minggu apa pun antara 22 Maret dan 25 April.
Mengingat Gaydar, Studi Kontroversial yang Mampu Deteksi Orientasi Seksual Lewat AI
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR