“[Sistem] ko-kultur menghasilkan jenis makanan dan sumber nutrisi yang lebih beragam, berkontribusi pada ketahanan pangan,” kata Jinglan Cui, ahli ekologi di Zhejiang University yang juga penulis studi tersebut.
Studi ini juga menemukan bahwa peternakan padi menurunkan emisi metana sebesar 11% dalam kaitannya dengan monokultur padi.
Sistem budidaya padi-bebek dan udang karang secara keseluruhan diperkirakan dapat mengurangi emisi metana sekitar 40%. Adapun sistem budidaya padi-ikan diperkirakan meningkatkan emisi metana sebesar 29%.
Menurut para peneliti, perbedaan emisi metana antara sistem ko-kultur dapat dikaitkan dengan kadar oksigen yang ada di setiap sistem, dengan emisi metana meningkat sebagai respons terhadap kadar oksigen yang rendah.
Ikan yang berenang di sekitar sawah mengkonsumsi oksigen dalam sistem, menghasilkan emisi metana yang lebih tinggi. Bebek dan udang karang memasukkan oksigen ke dalam sistem dengan menggali dan mengotori tanah di sawah, menurunkan emisi metana.
Setiap sistem unik dalam manfaat ekologis dan ekonomi yang mereka berikan. Menurut para penulis studi, hewan yang harus dipilih untuk sistem ko-kultur tertentu bergantung pada seberapa baik mereka dapat bertahan hidup, tumbuh, dan bereproduksi di lingkungan tertentu.
Menurut penelitian, 87% dari pertanian monokultur padi yang ada, atau total 143 juta hektare di seluruh dunia, diperkirakan cocok untuk pertanian padi-hewan berdasarkan iklimnya.
Jika semua lahan yang cocok digunakan untuk pertanian padi-hewan ko-kultur, pertanian tersebut akan menghasilkan lebih dari 140 juta ton protein hewani per tahun, menurut penelitian itu.
Angka ini melampaui produksi akuakultur global saat ini yang hanya di atas 100 juta ton per tahun.
Baca Juga: Sistem Lumbung Pangan Punya Masalah di Bidang Lingkungan dan Sosial
Baca Juga: Menyulap Limbah Padi Indonesia Menjadi Energi Listrik Berbiaya Rendah
Source | : | American Geophysical Union |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR