Baca Juga: Pencemaran Insektisida Neonikotinoid di Perairan Muara Indonesia
Pengadopsian global dari sistem ko-kultur padi-hewan diperkirakan memberikan pendapatan tambahan 152 miliar hingga 171 miliar dolar AS (Rp2.238 triliun sampai Rp2.518 triliun) bagi produsen setiap tahunnya, menurut penelitian tersebut.
Namun, keuntungan yang diharapkan akan bervariasi di setiap negara dan bergantung pada jumlah lahan yang cocok untuk budidaya padi-hewan.
Negara-negara yang diproyeksikan paling diuntungkan dari pendekatan pertanian ini adalah di Asia, tempat dengan lahan cocok lebih banyak.
Produsen di Tiongkok dan India diperkirakan memperoleh tambahan 34,8 miliar hingga 52,8 miliar dolar AS lebih per tahun.
Adapun produsen di Indonesia, Bangladesh, dan Thailand dapat memperoleh tambahan 10,4 miliar hingga 18,9 miliar dolar AS per tahun dengan beralih ke budidaya padi-hewan.
Negara-negara di wilayah lain dunia yang memiliki iklim untuk mempertahankan pertanian padi-hewan, tetapi saat ini memiliki sangat sedikit peternakan hewan-padi yang didirikan, juga mendapat manfaat dari penerapan praktik ini, menurut penelitian tersebut.
Negara-negara seperti Amerika Serikat dan Brasil dapat memperoleh tambahan 1,4 miliar hingga 2,4 miliar dolar AS per tahun dengan memperkenalkan sistem budidaya padi-hewan.
Terlepas dari potensi keuntungannya, adopsi ko-kultur padi-hewan lambat untuk mendapatkan daya tarik pada skala global karena memerlukan teknologi khusus ko-kultur.
Sistem ini juga membutuhkan sumber daya seperti modal, tenaga kerja, infrastruktur dan jaringan pasar. Hal ini menantang kebijakan nasional yang mempromosikan monokultur padi, menurut penulis Jane Cui.
“Paradigma kebijakan pertanian yang mendukung monokultur padi intensif dapat menjadi penghalang untuk adopsi ko-kultur padi-hewan di banyak negara,” kata Cui, seperti dikutip dari keterangan American Geophysical Union.
Source | : | American Geophysical Union |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR