Beberapa nama ditambahkan beberapa generasi kemudian. Awalnya nama sangat pendek, selalu memilih satu karakter untuk dibuat ringkasan.
Karakter yang berbeda menyiratkan makna tertentu. Evaluasi bisa baik, netral, atau buruk.
Mulai dari Dinasti Tang, gelarnya semakin lama semakin panjang. Pada Dinasti Song (960—1279 Masehi), evaluasi buruk dihentikan.
Tidak hanya kaisar dan permaisuri, sarjana, pertapa, dan pejabat tinggi juga dapat memiliki gelar semacam ini. Perbedaannya adalah gelar kaisar harus memiliki dua karakter Huangdi di bagian belakang, yang berarti kaisar.
Gelar kuil
Penggunaan gelar ini dimulai sejak Dinasti Shang dan berhenti di Dinasti Zhou dan Qin. Dinasti Han menggunakannya kembali.
Gelar ini selalu terdiri dari dua karakter yang diberikan oleh penerus. Gelar kuil diberikan setelah kematian kaisar ketika meletakkan tablet peringatan orang mati di Kuil Leluhur Kekaisaran.
Beberapa gelar diberikan atau ditambahkan oleh beberapa generasi kemudian. Biasanya, kaisar pertama dari dinasti baru disebut Tai Zu, Gao Zu atau Shi Zu.
Karakter terakhir selalu Zu yang berarti pendiri pertama. Bagi penerus, karakter terakhir selalu Zong yang artinya menjaga prestasi para pendahulu.
Tidak semua kaisar memiliki gelar ini sebelum Dinasti Sui (581—618 Masehi). Pada Dinasti Tang, gelar anumerta menjadi sangat panjang dengan banyak karakter yang bermakna bagus dan kehilangan fungsi evaluasi kehidupan.
Alhasil, gelar kuil justru menceritakan karakter yang digunakan sebelum Zu dan Zong.
Di antara keempat gelar ini, gelar kuil dan gelar anumerta adalah panggilan hormat kepada mantan kaisar. Gelar kuil ditempatkan di depan sedangkan gelar anumerta di belakang.
Contoh dari penggunaan nama dan beragam gelar bisa dilihat pada penamaan Kaisar Tai Zong (598—649 Masehi) dari Dinasti Tang. Ia dilahirkan dengan nama Li Shimin.
Gelar kehormatannya adalah Wen Wu Sheng Huangdi, gelar pemerintahan Zhenguan, gelar anumerta Wen Huangdi, dan gelar kuil Tai Zong. Sebagai kaisar kedua dari Dinasti Tang, gelar kuilnya diakhiri dengan Zong.
Di masa Kekaisaran Tiongkok, menggunakan nama pribadi kaisar adalah hal yang tabu. Ini merupakan masalah yang sangat serius di masa itu. Orang tidak diperbolehkan menggunakan karakter yang sama dari nama pribadi kaisar.
Jika ada karakter dalam nama seseorang yang sama dengan nama kaisar, orang harus mengubahnya.
“Untuk teks tertulis, biasanya menggunakan beberapa karakter lain untuk menggantikannya,” tambah Chen lagi. Jika tidak ada pilihan lain, maka seseorang harus menambah atau mengurangi satu goresan dari karakter aslinya, untuk menunjukkan perbedaannya.
Itulah sebabnya mengapa seorang Kaisar Tiongkok memiliki beberapa nama. Aturan pemberian gelar atau nama pun berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR