Mengutip dari laman Smithsonian, “Seorang istri terpilih diberi peringkat dari satu (permaisuri) hingga delapan. Posisi ini menentukan statusnya di istana, pembagian barang dan pelayannya.”
Yang lainnya ditunjuk untuk menjalani masa jabatan 5 tahun sebagai dayang. Jika mereka kebetulan menarik perhatian kaisar, mereka mungkin dipromosikan menjadi harem. Kalau tidak, mereka kembali ke keluarga mereka setelah masa tugas selesai.
Posisi di istana
Baik sebagai ibu kaisar atau sebagai istrinya, seorang permaisuri dihormati sebagai ibu negara dan menjadi panutan bagi wanita di seluruh kekaisaran. Permaisuri tidak diizinkan untuk memerintah secara langsung. Namun ia menjalankan tugas ritual, dapat memberikan nasihat kepada kaisar, dan berperan dalam mendidik pangeran muda.
Beberapa permaisuri di Dinasti Qing bahkan berperan dalam peningkatan popularitas Buddhisme Tibet di antara keluarga kekaisaran.
Ketika seorang kaisar masih di bawah umur, ibu suri atau mantan permaisuri bisa menjadi wali penguasa hingga kaisar cukup umur. Pengaruh para permaisuri sebagian besar tidak langsung, tetapi tetap signifikan.
Melahirkan anak laki-laki
Melahirkan anak laki-laki adalah tugas utama seorang permaisuri kekaisaran. Ia diharapkan untuk membesarkan dan membantu mendidik anak laki-lakinya dengan baik.
Keturunan laki-laki juga merupakan kunci mobilitas dan pengaruhnya di istana. Aturan suksesi, yang ditetapkan pada abad ke-18, didasarkan pada prestasi pribadi ahli waris laki-laki. Sebelum itu, pemilihan putra mahkota didasarkan pada urutan kelahirannya atau status ibunya di istana.
Jadi setiap putra yang lahir dari permaisuri utama atau selir memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi kaisar di era Dinasti Qing. Pilihan kaisar untuk penggantinya tidak terungkap sampai setelah kematiannya.
Kemungkinan bahwa anak laki-laki yang disukai bisa menjadi kaisar berikutnya menjadi sumber kecemburuan dan persaingan di antara istri-istri kaisar. Status tinggi permaisuri memberinya posisi sebagai ibu utama dari semua anak kaisar. Terlepas dari apakah dia ibu kandung atau bukan.
Kehidupan yang nyaman
Source | : | Smithsonian |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR