Dalam batas-batas ketat istana kekaisaran, permaisuri terlibat dalam kehidupan yang bermanfaat. Di luar tugas istana, mereka memanjakan diri dengan bepergian, merayakan festival, menonton dan bahkan menugaskan opera. Permaisuri bahkan menyenangkan diri dengan beragam perawatan kecantikan.
Pelayan mengharumkan kamar seorang permaisuri, membantunya memilih perhiasan dan bunga untuk membuat gaya rambut yang rumit.
Pelayan juga membantu menemukan buku atau karya seni untuk dinikmati. Selera kosmopolitan dari banyak permaisuri membuat mereka mengumpulkan dan bahkan menciptakan karya seni. Gaya hidup mereka yang istimewa menjadi subjek lukisan istana yang dihargai oleh kaisar dan para wanita itu sendiri.
Penampilan permaisuri
Teks-teks kuno dari kira-kira zaman Konfusius—sekitar 2.500 tahun yang lalu—mengidentifikasi empat kebajikan bagi wanita. “Wanita harus setia dalam pernikahan, mempraktikkan ucapan yang benar, memproyeksikan penampilan seperti istri, dan rajin mengawasi pekerjaan rumah tangga.”
Permaisuri dan selirdiharapkan untuk mencapai sikap yang dapat diterima yang menyeimbangkan kesopanan dan daya tarik. Rutinitas sehari-hari dalam berpakaian dan menambahkan aksesori perhiasan dianggap sebagai ungkapan pengabdian seorang istri. Lagi pula, adalah tugas istri untuk menyenangkan kaisar dan menarik perhatiannya dengan harapan melahirkan putranya.
Untuk menyempurnakan warna kulitnya, wanita kekaisaran dengan status tinggi menggunakan alat pijat untuk mengencangkan wajah mereka. Mereka juga mengoleskan bedak halus dan pemerah pipi.
Permaisuri menggunakan alat penata rambut dan sisir yang indah untuk membuat gaya rambut yang rumit. Wanita melengkapi penampilan mereka dengan jepit rambut warna-warni, anting, gelang, dan cincin yang terbuat dari bahan mewah.
Melaksanakan tradisi spiritual
Permaisuri berpartisipasi, dan bahkan membantu membentuk, banyak tradisi spiritual yang dipraktikkan di istana kekaisaran.
Kegiatan kebaktian juga memberi banyak permaisuri, terutama para janda, penghiburan spiritual. Mereka mendapat kesempatan untuk berdoa memohon berkah bagi keluarga dan kekaisaran. Dalam ritual itu juga permaisuri memohon untuk kehidupan akhirat yang nyaman.
Source | : | Smithsonian |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR