Nationalgeographic.co.id—Sejarah Olimpiade formal pertama diselenggarakan oleh orang Yunani kuno pada tahun 776 SM. Para atlet Yunani kuno berkompetisi dalam olahraga individu yang memamerkan kehebatan fisik.
Hal ini memberikan ide pada dunia untuk menyelenggarakan acara olahraga besar-besaran sebagai hiburan untuk arena yang penuh dengan penonton.
Lebih dari itu, mereka adalah budaya pertama di mana orang mengidolakan superstar atletik favorit mereka, ke tingkat yang bahkan mungkin dianggap ekstrim oleh penggemar olahraga paling fanatik saat ini.
“Orang Yunani percaya bahwa atlet memiliki kekuatan khusus,” jelas David Lunt, profesor sejarah di Southern Utah University yang merupakan pakar atletik Yunani kuno dan penulis The Crown Games of Ancient Greece: Archaeology, Athletes and Heroes.
Orang Yunani juga suka menonton kompetisi. Selain Olimpiade setiap empat tahun, mereka mengadakan pertandingan di festival keagamaan lainnya, seperti Pythian Games untuk Apollo di Delphi, Isthmian Games untuk Poseidon, dan Nemean Games, yang menghormati Zeus.
Para atlet yang berkompetisi dalam acara ini kemungkinan besar adalah orang Yunani kaya yang mampu berlatih daripada harus bekerja untuk mencari nafkah. Tak jauh berbeda dengan di zaman modern, berikut cabang olahraga yang ditandingkan dalam sejarah Olimpiade Yunani kuno.
Balap Kereta
Balapan kereta perang adalah salah satu olahraga Yunani tertua, bukti artistik pada tembikar kuno menunjukkan bahwa peristiwa tersebut berasal dari Periode Mycenean dari 1600 hingga 1100 SM, dan penyair Homer menggambarkan balapan kereta yang diadakan pada pemakaman Patroclus di Iliad.
Pertama kali dimasukkan dalam sejarah Olimpiade pada tahun 680 SM, Ketika itu para pembalap berlomba dalam balapan kereta yang ditarik empat dan dua kuda.
Perlombaan tersebut terdiri dari 12 putaran mengelilingi arena pacuan kuda, atau jalur kuda, dan kemudian 12 kali ke arah yang berlawanan. Panjang sebenarnya bervariasi tergantung di mana acara diadakan.
Balap kereta perang adalah olahraga yang mahal untuk dipertandingkan, dan para pemilik kuda dan kereta perang yang menyaksikan para pembalap berkompetisi atas nama mereka menggunakan acara tersebut untuk memamerkan kekayaan.
Gelanggang pacuan kuda tidak memiliki pembatas di tengah oval, terkadang terjadi tabrakan langsung antara kereta dan tim kuda, yang membuat balap kereta menjadi olahraga yang sangat berbahaya.
Source | : | History |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR