Menurut catatan sejarah kedokteran Islam, sekitar 40 dari judul ini berhubungan dengan kedokteran, termasuk The Canon of Medicine lima jilid, yang diselesaikan sekitar tahun 1025.
Ibnu Sina secara luas digambarkan di Eropa abad pertengahan sebagai bapak kedokteran modern awal, meskipun karyanya sebagai seorang filsuf bahkan lebih penting.
Dia mulai belajar kedokteran pada usia 13 tahun, dan dia berlatih pada usia 16 tahun.
Ketika masih remaja, pengetahuan medisnya menyelamatkan nyawa penguasa Samanid setempat. Canon of Medicine bisa dibilang teks medis terbesar dalam sejarah kedokteran pada saat itu ditulis.
Terinspirasi oleh Galen dan awalnya disusun untuk digunakan sebagai buku teks untuk siswa di bawah bimbingan Ibnu Sina.
Teks tersebut kemudian diterjemahkan dan dipelajari oleh generasi sarjana selama berabad-abad yang akan datang.
Ibnu Sina dikreditkan dengan memajukan pengetahuan medis melalui penemuan asli dan dengan perbaikan tubuh pengetahuan yang ada.
Salah satu penemuan terpentingnya adalah pengakuan akan potensi penularan penyakit melalui udara.
Dalam sejarah kedokteran Islam, dia juga sebagai orang pertama yang dengan tepat mengidentifikasi perbedaan antara kelumpuhan wajah sentral dan periferal, dan dia melakukan penelitian terobosan pada kondisi kejiwaan.
Tulisan-tulisan Ibnu Sina lainnya mencakup pengobatan penyakit ginjal, produksi dan penggunaan obat jantung. Dia juga mahir dalam bidang psikologi, dan telah menemukan dasar-dasar psikologi modern seperti psikofisiologi, psikomatik dan neuropsikiatri.
Hal ini jauh sebelum Carl Jung dan Sigmund Freud, yang juga dikenal sebagai sosok berpengaruh di dun psikologi.
Source | : | Wondrium Daily |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR