Ini tidak diragukan lagi adalah salah satu trik terbesar dan tersukses yang diketahui dalam sejarah—jika itu benar. Homer menyinggung kejadian itu di "Odyssey", dan Virgil mengekstrapolasi cerita itu di "The Aeneid".
Bukti menunjukkan bahwa kuda Troya itu sendiri ada, memberikan validitas tertentu pada cerita Homer, dan para sarjana telah lama menyelidiki seberapa akurat detail ini secara historis. Satu teori di balik kuda Troya itu berasal dari sejarawan Michael Wood, yang mengusulkan bahwa itu hanyalah alat pendobrak berbentuk kuda yang menyusup ke kota.
Teori lain adalah bahwa pendobrak itu ditutupi dengan kulit kuda yang lembap. Ini membuat mereka tidak terbakar jika musuh mencoba melakukannya.
Bagaimanapun, kisah itu telah mendapatkan tempat permanen dalam imajinasi Barat sebagai peringatan untuk berhati-hati terhadap musuh yang membawa hadiah.
2. Pemalsuan Lukisan Vermeer oleh Han van Meegeren
Kebohongan ini dihasilkan dari kasus klasik yang ingin menyenangkan para kritikus. Han van Meegeren adalah seorang seniman yang merasa kurang dihargai dan mengira dia bisa menipu para ahli seni untuk mengakui kejeniusannya.
Pada awal abad ke-20, para sarjana berdebat tentang apakah Vermeer yang agung telah melukis serangkaian karya yang menggambarkan adegan-adegan alkitabiah. Van Meegeren memanfaatkan kesempatan ini dan mulai bekerja dengan hati-hati menempa satu karya yang diperdebatkan, "The Disciples at Emmaus".
Dengan perhatian tak kenal lelah terhadap detail, dia memalsukan retakan dan kekerasan tua dari lukisan berusia berabad-abad. Dia sengaja mempermainkan bias konfirmasi dari para kritikus yang ingin percaya bahwa Vermeer melukis adegan-adegan ini.
Berhasil. Para ahli memuji lukisan itu sebagai asli, dan van Meegeren membuatnya seperti bandit yang memproduksi dan menjual lebih banyak karya Vermeer palsu. Dari hasil pemalsuan lukisan ini, dia "menghasilkan" uang setara dengan 30 juta dolar AS atau yang kini sekitar Rp447 miliar.
Namun, van Meegeren, yang bekerja di tahun 1930-an dan 1940-an, melakukan satu kesalahan besar. Dia menjual sebuah lukisan kepada seorang anggota terkemuka partai Nazi di Jerman. Setelah perang, Sekutu menganggapnya sebagai konspirator untuk menjual "harta nasional" kepada musuh.
Dalam perubahan peristiwa yang aneh, van Meegeren harus melukis demi kebebasannya. Untuk membantu membuktikan bahwa lukisan itu bukan harta nasional, dia memalsukan lukisan lain di hadapan pihak berwenang.
Dia lolos dengan hukuman ringan satu tahun penjara, tetapi van Meegeren meninggal karena serangan jantung dua bulan setelah persidangannya.
Source | : | Howstuffworks |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR