Nationalgeographic.co.id - Permainan gladiator Romawi kuno adalah tontonan berdarah dan brutal yang disukai orang Romawi selama berabad-abad. Selain gladiator, ada elemen lain dalam permainan ini yang sering diabaikan. Itu adalah penggunaan hewan-hewan eksotis.
Dari singa, harimau, gajah sampai beruang, hewan liar tersebut dibawa dari negeri yang jauh. Keberadaan mereka di arena menambah unsur bahaya dan keseruan dalam permainan gladiator.
Namun seperti apa kehidupan hewan-hewan ini dan bagaimana mereka diangkut dan dipelihara? Ini adalah dunia hewan eksotis yang memesona dan sering mengganggu dalam permainan gladiator Romawi.
Sejarah hewan eksotis dan hiburan di Romawi kuno
Permainan gladiator di Colosseum biasanya dilakukan untuk memamerkan kekayaan, kekuasaan, dan kemurahan hati kaisar yang jadi sponsor. Karena itu, pertarungan atau pertunjukan harus diselenggarakan dengan spektakuler.
Tidak ada cara yang lebih baik untuk unjuk kekayaan dan kekuatan daripada pertarungan dengan binatang buas dan liar. Pertarungan dengan hewan eksotis menjadi acara populer di Colosseum. Namun tentu saja, pertarungan gladiator paling diminati oleh warga Romawi.
Jauh sebelum Colosseum dibangun, hewan liar sudah menjadi tontonan publik. Rekor pertama dari peristiwa semacam itu berasal dari tahun 251 Sebelum Masehi. Saat itu 142 gajah dipamerkan untuk merayakan kemenangan terkenal melawan Kartago. Setelah pertunjukan selesai, para gajah yang sudah tidak berguna pun disembelih.
Pada tahun 186 Sebelum Masehi, Marcus Fulvius Nobilor mengadakan pertarungan antara singa dan macam kumbang. Acara yang dikenal sebagai venationes dengan cepat menjadi hal biasa yang disukai dalam hiburan Romawi.
Hewan eksotis dalam pertarungan gladiator
Ketika menyebutkan hewan eksotis di Colosseum, kita mungkin membayangkan singa, harimau, dan gajah. Pada kenyataannya, pilihan hewan jauh lebih luas. “Hewan liar dari seluruh Kekaisaran Romawi dibawa untuk mati dalam permainan,” tulis Robbie Mitchell di laman Ancient Origins.
Semakin banyak hewan yang bisa dibawa oleh kaisar, semakin mengesankan pertarungan itu. Misalnya, Kaisar Antoninus Pius (138-161 Masehi) mendapat banyak pujian karena mengadakan permainan yang menampilkan “semua binatang di seluruh bumi”.
Permainan yang diadakan Antoninus menampilkan singa, badak, buaya, kuda nil, cheetah, monyet, dan gajah yang didatangkan dari Afrika. Dari Asia, dia membawa harimau, macan tutul, macan kumbang, dan cheetah. Dia bahkan membawa beruang yang telah ditangkap di dataran tinggi Skotlandia.
Bukan hanya binatang buas dan predator yang menemui ajalnya selama pertandingan. Hewan liar yang kurang ganas juga bisa ditemukan di arena. Misalnya, zebra dan burung unta digunakan untuk menarik kereta sebelum disembelih dan gajah dipaksa melakukan trik.
Berapa banyak hewan eksotis yang dibantai?
Jumlah sebenarnya hewan yang dibunuh dalam permainan ini sungguh mengejutkan. Augustus mungkin membanggakan telah membunuh 3.500 binatang buas selama masa pemerintahannya. Akan tetapi jumlah itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan penguasa Romawi setelahnya.
Sejarawan kuno Suetonius mencatat bahwa lebih dari 5.000 hewan dibunuh dalam satu hari ketika Colosseum pertama kali dibuka. Klaim Cassius Dio bahwa lebih dari 9.000 hewan dibunuh selama 100 hari pertama Colosseum dipandang lebih dapat dipercaya.
Contoh utama lainnya adalah pertandingan selama 123 hari yang diadakan oleh Kaisar Trajan pada tahun 108 Masehi. Tercatat selama pertandingan ini setidaknya 11.000 hewan disembelih.
Jumlah hewan yang disembelih di pertandingan tersebut sangat tinggi sehingga beberapa hewan hilang sama sekali dari habitat aslinya dan dibawa ke ambang kepunahan.
Berkat orang Romawi, kuda nil tidak lagi ditemukan berenang di Sungai Nil. Konon tidak ada singa yang berkeliaran di Mesopotamia. Gajah Afrika Utara, kuda liar Eropa, auk besar (spesies burung yang tidak bisa terbang), dan lynx Eurasia semuanya menghilang.
Pertarungan dengan Hewan
Tugas sebenarnya dari venator ini adalah menyembelih hewan. Venator biasanya memiliki latar belakang yang mirip dengan gladiator yang tampil di acara utama. “Mereka adalah tawanan perang, budak, atau petani miskin yang ingin melunasi hutang yang menjerat,” tambah Mitchell.
Sama seperti para gladiator, para venator dilatih di sekolah khusus. Yang paling terkenal didirikan oleh Kaisar Domitianus dan dikenal sebagai Ludus Matutinus. Di situlah para venator diajari cara melatih dan kemudian membunuh hewan eksotis mereka.
Pertarungan bertahap diadakan di set panggung buatan yang dirancang seperti habitat alami binatang yang ditampilkan. Bergantung pada kejadiannya, venator akan menyerang hewan seperti beruang, singa, dan cheetah menggunakan panah dan tombak.
Sebagian venator lainnya adalah bangsawan kaya yang ingin pamer dan membuktikan keberanian mereka. Kaisar Commodus terobsesi dengan permainan dan sering mengambil bagian.
Ia membunuh hewan liar yang tak terhitung jumlahnya. Kemungkinan besar, venator kaya ini tidak bertarung dengan adil. Pasalnya, hewan-hewan itu diikat sehingga para elite dapat pamer tanpa risiko cedera.
Selain venator, ada bestiarii. Mereka bertugas menggunakan alat seperti cambuk dan laso untuk memancing hewan-hewan itu agar mengamuk dan menyerang. Mereka juga mengawasi damnatio ad bestia.
Damantio ad bestia adalah pertunjukan narapidana yang telah dijatuhi hukuman mati dilempar ke hewan. Acara tersebut memiliki dua versi, keduanya tidak menyenangkan dan sadis.
Yang pertama, para tahanan diberi pedang atau tombak. Mereka tidak diberi pilihan selain berjuang untuk bertahan hidup. Para tahanan diharapkan segera jatuh ke tangan binatang buas. Bila tahanan mampu bertahan, binatang kedua akan dilepaskan untuk menghabisi mereka
Versi kedua disediakan untuk yang terendah dari yang terendah, seperti musuh politik atau kelompok yang teraniaya. Orang-orang ini tidak diharapkan untuk bertarung sama sekali. Mereka hanya dilemparkan ke binatang untuk dicabik-cabik.
Acara ini biasanya diadakan sebagai semacam aksi pemanasan antara perburuan binatang di pagi hari dan pertarungan gladiator di sore hari.
Bangsa Romawi menyukai hiburan berdarah. Pertarungan gladiator dan hewan buas ini merupakan contoh yang paling baik untuk menjelaskan kesukaan bangsa Romawi itu.
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR