Nationalgeographic.co.id - Hasil penelitian baru profesor biologi di Kanada telah menjungkirbalikkan pandangan tradisional dalam dunia hewan tentang asal usul lebah.
Analisis DNA menunjukkan, bahwa lebah paling umum di dunia ternyata berasal dari Eropa Utara.
Lebah madu, mungkin pertama kali berevolusi di Eropa Utara sekitar 780.000 tahun yang lalu. Setelah itu lebah madu menyebar ke Afrika Timur dan Arab sekitar 120.000 tahun kemudian.
Temuan baru tersebut telah diterbitkan belum lama ini di jurnal Scientific Reports. Temuan tersebut jelas telah mengubah deskripsi standar yang dipahami selama ini tentang lebah madu.
Jurnal daring tersebut dipublikasikan dengan judul "Multiple mitogenomes indicate Things Fall Apart with Out of Africa or Asia hypotheses for the phylogeographic evolution of Honey Bees (Apis mellifera)" dan merupakan jurnal akses terbuka.
"Kebijaksanaan yang diterima adalah bahwa lebah madu Eropa berevolusi dari Afrika atau Asia," kata Steve Carr, profesor biologi di Memorial University of Newfoundland di Kanada, kepada Live Science.
Ini "memutar deskripsi standar yang ada di kepala orang-orang," katanya.
Analisis baru menunjukkan lebah madu barat (Apis mellifera) berasal dari Eropa utara sekitar 780.000 tahun yang lalu.
Lebah madu barat ini kemudian menyebar menyebar melalui Eropa tenggara ke Afrika Timur dan Arab sekitar 660.000 tahun yang lalu.
Lebah kemudian menuju selatan ke sub-Sahara Afrika sekitar 192.000 tahun yang lalu.
Peneliti menjelaskan, genus Apis terdiri dari setidaknya selusin spesies lebah madu yang ditemukan di seluruh Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa, termasuk jenis spesies A. mellifera L, Lebah Madu Barat.
Meskipun beberapa spesies penting sebagai sumber madu lokal tradisional, hanya dua spesies bersarang rongga, A. cerana di India dan A. mellifera, secara historis telah didomestikasi untuk tujuan ini.
A. mellifera telah diangkut oleh manusia ke seluruh dunia sebagai sumber komersial utama dari madu dan lilin lebah.
Lebah madu juga dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian tertentu di Amerika sebagai penyerbuk tanaman sayuran dan buah.
Melacak jalur lebah
Untuk melacak jalur lebah melintasi planet ini, Carr menganalisis DNA dari 78 lebah yang mencakup 22 subspesies lebah madu barat.
Dengan membandingkan urutan genetik dari subspesies yang berbeda, Carr menunjukkan dengan tepat subspesies mana yang paling mirip secara genetik satu sama lain.
Dan dengan cara itulah, bagaimana populasi lebah menyebar ke wilayah yang berbeda dari waktu ke waktu.
Seperti cara kerja silsilah keluarga dalam dunia hewan lainnya, urutan DNA perlahan berubah saat lebah bercabang di berbagai wilayah. Atas dasar itu Carr dapat melacak kembali bagaimana mereka bermigrasi dari waktu ke waktu.
Analisisnya menunjukkan bahwa lebah madu berasal dari Eropa utara, dan semakin banyak berubah saat mereka menuju ke selatan.
Carr mengatakan, bahwa kekuatan utama dari analisisnya adalah bahwa itu mencakup lebih banyak subspesies dan genom lebah madu.
Hal itu jika dibandingkan dengan kebanyakan penelitian sebelumnya yang mencoba mencari asal-usul lebah madu barat.
Tetapi beberapa ahli tidak setuju dengan kesimpulan Carr. "Lebih banyak subspesies pasti selalu lebih baik karena membantu mengungkap pola berbeda yang belum pernah kita lihat sebelumnya," kata Kathleen Dogantzis, ilmuwan yang tidak terlibat di dalam penelitian.
Dogantzis adalah ilmuwan yang mempelajari genetika lebah madu di University of York di Kanada.
Namun, hasil Carr "pada akhirnya mirip dengan penelitian sebelumnya yang berpendapat bahwa lebah madu berasal dari Asia Barat atau Afrika Utara," kata Dogantzis kepada Live Science.
Kesimpulan yang berbeda terutama dihasilkan dari sedikit "perbedaan dalam menafsirkan pola kunci yang sama dalam data," tambah Dogantzis.
"Saya tidak berpikir penelitian ini mendiskreditkan pekerjaan puluhan tahun yang telah berlangsung, itu hanya menawarkan pendapat dan hipotesis alternatif tentang cara menafsirkan data," kata Dogantzis.
Dengan demikian, ia mengatakan bahwa ia masih mendukung hipotesis bahwa lebah madu berasal dari luar Asia. Jadi apa yang diperlukan untuk mengakhiri perdebatan?
Dalam hal mencari tahu asal usul lebah madu, "mencari jawaban yang paling konsisten mungkin merupakan pilihan tindakan terbaik," kata Dogantzis.
"Ini akan menjadi lebih jelas karena kami mendapatkan lebih banyak data dari lebih banyak subspesies lebah madu barat – beberapa di antaranya ada di luar sana tetapi belum ditentukan," katanya melanjutkan.
Apa pun jawabannya, "memahami bagaimana lebah berevolusi dapat bermanfaat bagi manusia," kata Carr.
Yang lebih penting, mereka membuat madu, mereka membuat lilin, mereka juga penyerbuk. Lebah dalam dunia hewan, merupakan salah satu spesies yang memiliki banyak manfaat bagi umat manusia.
Subspesies yang berbeda menghasilkan madu yang lebih baik daripada yang lain, atau tidak terlalu menyengat Anda. "Jadi jika kita dapat memahami bagaimana mereka berhubungan satu sama lain, itu dapat membantu kita memilih subspesies yang tepat untuk tugas yang berbeda."
Source | : | Live Science,Scientific Reports |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR