Ryoichi Mita menumbuhkan mimpi untuk pergi ke Tiongkok sepanjang masa mudanya. Setelah lulus kuliah, dia menyeberang ke Tiongkok.
Peristiwa ini tidak hanya menjadi langkah pertama untuk memenuhi keinginannya yang telah lama dirindukan untuk melihat daratan Tiongkok, tetapi juga memberinya kesempatan pertama untuk berhubungan dengan Islam.
Selama kuilah di Tiongkok, Ryoichi memperoleh beberapa keterampilan dalam praktik medis. Dia melakukan perjalanan ke berbagai daerah di daratan Tiongkok untuk bertemu orang-orang, mempelajari bahasa Mandarin dan mendapatkan pengalaman hidup.
Selama perjalanan itu, keahlian Ryoichi Mita dalam praktik medis sangat membantunya memperkuat kontak dengan manusia. Khususnya melalui kontak pribadi ini dia mulai mengetahui tentang kehidupan muslim yang sebenarnya, cara berpikir muslim dan masyarakat muslim.
Ryoichi Mita kemudian menjadi sangat terkesan dengan gaya hidup kaum muslim. Pada tahun 1920, ia menulis sebuah artikel tentang "Islam di China" di sebuah majalah Jepang bernama TOA KEIZAl KENKYU.
Takdir hidup membuat Ryoichi Mita secara kebetulan bertemu dengan Haji Omar Kotaro Yamaoka, seorang cikal bakal muslim di Jepang. Haji Omar Kotaro Yamaoka merupakan muslim Jepang pertama yang menunaikan ibadah haji pada tahun 1909, mendampingi Mufti Abdul Rashid Ibraliim, seorang tokoh Muslim Turki asal Tartar yang saat itu menetap di Jepang.
Setelah kembali ke Jepang pada tahun berikutnya, Haji Omar Kotaro Yamaoka memulai perjalanan yang luas melintasi pulau-pulau Jepang. Omar Kotaro Yamaoka berkeliling Jepang untuk memberi kuliah dan mengadakan diskusi tentang perjalanannya ke tanah suci, sehingga memperkenalkan dan menjelaskan Islam dan dunia muslim.
Pada tahun 1912, Haji Omar Kotaro Yamaoka menulis dan menerbitkan sejumlah buku tentang perjalanannya melintasi Arab dan tentang tontonan agung haji di Mekkah.
Ryoichi Mita muda, masih seorang pelajar, menjadi sangat terkesan dengan kisah-kisah tentang negeri-negeri Islam yang terdapat dalam buku-buku ini. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa bahkan sebelum pergi ke Tiongkok, Ryoichi telah memperoleh beberapa latar belakang pengetahuan tentang Islam.
Pada tahun 1921, Ryoichi Mita kembali ke Jepang untuk sementara waktu. Selama tinggal di Jepang, ia mengikuti kuliah sekaligus mempelajari tulisan-tulisan Haji Omar Kotaro Yamaoka.
Kemudian Ryoichi Mita bertemu Haji Omar Kotaro Yamaoka untuk pertama kalinya di Kamakura dekat Tokyo, untuk belajar lebih banyak tentang Islam. Saat itu, Ryoichi Mita berusia 29 tahun dan Haji Omar Kotaro Yamaoka berusia 41 tahun. Ryoichi belum secara resmi menerima Islam meskipun hatinya berangsur-angsur beralih ke Islam.
Pada tahun 1922, Ryoichi Mita bergabung dengan Perusahaan Kereta Api Manchuria dan ditempatkan di kantor pusat Perusahaan di Dairen, Manchuria. Di sana Ryoichi memasuki kehidupan pernikahannya.
Source | : | atlantis press,Islamic Culture Forum,Japanese Station |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR