Lukisan atau gambaran Commodus yang mirip Hercules beredar di kekaisaran, mulai dari koin hingga karya seni.
Asosiasi Commodus dengan Hercules juga berjalan seiring dengan pertarungan gladiator. Dio melaporkan bahwa kulit singa - ikon identitas Hercules - dibawa ke hadapan kaisar dalam prosesi. Ikon Hercules ditempatkan di kursi berlapis emas di amfiteater.
Commodus akan muncul di arena dan meniru prestasi Hercules. Pertunjukan kehebatannya dengan busur dimaksudkan sebagai tiruan dari tenaga keenam Hercules, Burung Stymphalian.
Memahami kegilaan: Commodus, Hercules, dan Kekaisaran Romawi
Pada dasarnya, penyamaran Commodus sebagai gladiator dan Hercules dapat dipahami sebagai bagian dari tujuan yang sama. Paradigma baru dari kekuatan kekaisaran ini memungkinkan Kaisar Romawi yang lahir paling mulia untuk mengartikulasikan versi status baru.
Gladiator dan delusi keagungan Hercules menjadi cara bagi Commodus untuk menunjukkan bahwa prestasi dan statusnya berbeda dengan pendahulunya.
Pada akhirnya, upayanya gagal. Commodus dibunuh pada Malam Tahun Baru 192. Semua kenangan akan kaisar megalomania itu dikutuk dan kematiannya dirayakan di Romawi. Bahkan elite senator yang bersengkongkol melawannya pun turut berpesta atas kematian sang kaisar.
Namun, pemerintahan Commodus mengubah dinamika lanskap politik Kekaisaran Romawi. Dalam beberapa dekade berikutnya, mode baru untuk mewakili status dan kekuasaan kekaisaran muncul. Salah satunya adalah Elagabalus yang menganggap dirinya sebagai dewa matahari Suriah.
Di masa depan, Kaisar Romawi akan kembali beralih ke Hercules untuk asosiasi ilahi di abad keempat masehi. Kaisar-kaisar ini lebih berhasil dari Commodus, terutama ketika kekaisaran sedang mengalami penurunan. Rupanya, delusi Hercules merupakan inovasi yang berpengaruh di Kekaisaran Romawi.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR