Jadi seberapa buruk dampak lingkungan tersebut? Apakah akan merusak lingkungan? Dan mungkinkah mitigasi perubahan iklim dapat dilakukan tanpa menambang laut dalam?
Kehancuran laut dalam
Bukti yang muncul menunjukkan bahwa penambangan laut dalam dapat merusak ekosistem dasar laut. Salah satu area utama yang diincar oleh perusahaan pertambangan adalah hamparan lautan dari Hawaii hingga Meksiko.
Habitat laut dalam ini, yang dikenal sebagai Zona Clarion-Clipperton (CCZ), menampung banyak spesies. Terlepas dari suhu yang sangat dingin dan ketersediaan makanan yang rendah.
Mulai dari teripang bercahaya hingga anglerfish bergigi hidup di laut dalam. Para ilmuwan baru-baru ini membuat katalog lebih dari 5.500 spesies laut dalam di CCZ, sekitar 90% di antaranya tidak diketahui sains.
Sebagian besar penambangan dasar laut akan membutuhkan mesin besar untuk mengumpulkan nodul, membawanya ke permukaan, lalu membuang sedimen yang tidak diperlukan kembali ke laut.
Metode ini dapat menimbulkan konsekuensi bencana bagi hewan yang hidup di sana dan merusak lingkungan, tulis para peneliti dalam korespondensi di jurnal Nature Geoscience pada 2017 dengan judul "Biodiversity loss from deep-sea mining."
"Mereka secara efektif harus menggali dan menggilas dasar laut untuk mendapatkan mineral mereka," kata Douglas McCauley, ahli biologi kelautan di University of California, Santa Barbara.
"Jadi apapun yang hidup di habitat itu akan musnah." Ini termasuk hewan yang menempel dan hidup di nodul itu sendiri, seperti spons laut dan karang hitam.
Karena praktik tersebut belum dimulai pada skala industri, ilmuwan kelautan sebagian besar mengandalkan model komputer dan uji coba skala kecil untuk memprediksi dampak lingkungan dari penambangan laut dalam.
Namun, pada tahun 1989, sebuah tim ilmuwan mencoba meniru efek penambangan dasar laut. Mereka membajak area dasar laut di Peru yang berukuran kira-kira 3,9 mil persegi (10,1 kilometer persegi) dengan kedalaman sekitar 2,6 mil (4,2 kilometer).
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR