Nationalgeographic.co.id—Warna samudra biru tua, perairan biru kehijauan yang dangkal, dan pantai hijau zamrud dengan cepat berubah saat planet menghangat.
Menurut penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature, perubahan iklim akan mengubah warna lautan. Bagaimana mungkin?
Menganalisis data satelit selama 20 tahun, penulis penelitian menemukan bahwa lebih dari separuh lautan dunia (56%) mengalami perubahan warna. Apa penyebabnya?
“Perubahan warna itu disebabkan oleh perubahan kepadatan dan distribusi plankton,” tulis Sarah Gibbens di laman National Geographic.
Organisme kecil ini mengandung klorofil, pigmen hijau cerah yang membantu tumbuhan membuat makanan dari sinar matahari.
Studi terbaru mendukung prediksi serupa yang dibuat oleh studi Nature Communications yang diterbitkan pada 2019. Studi tahun 2019 itu mengungkapkan bagaimana fitoplankton akan berubah saat lautan terus menghangat.
Studi baru menggunakan satelit untuk mendeteksi perubahan warna yang halus. Sedangkan penelitian sebelumnya memperkirakan perubahan signifikan pada tahun 2100, jika dunia terus memanas dengan kecepatan saat ini.
Di bawah skenario di mana emisi gas rumah kaca terus berlanjut, zona subtropis biru lautan akan menjadi lebih biru.
Daerah yang lebih hijau di sepanjang garis khatulistiwa dan kutub akan menjadi lebih hijau, studi tersebut mengungkapkan.
Alih-alih hal yang aneh atau ajaib, perubahan warna adalah tanda peringatan. Ini menjadi peringatan tentang perubahan global yang drastis yang akan terjadi di dunia yang dihangatkan oleh perubahan iklim.
Bagaimana lautan mendapatkan warnanya?
Sinar matahari menembus lebih dari 183 meter di bawah permukaan laut. Segala sesuatu yang lebih dalam diabadikan dalam kegelapan.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR