Di atas itu, sebagian besar molekul air mampu menyerap semua warna kecuali biru. Itulah sebab mengapa biru dipantulkan.
Bahan organik yang menyelimuti permukaan lautan, seperti fitoplankton, mengubah warna ini.
Saat lautan menghangat, arus menjadi lebih tidak teratur dan lapisan air menjadi lebih bertingkat. Hal ini berarti daerah hangat tidak mudah bercampur dengan daerah dingin.
Ada ribuan spesies fitoplankton, yang secara unik beradaptasi dengan air hangat atau dingin.
Saat lautan terus menghangat, beberapa spesies mungkin mati, beberapa akan berkembang, dan yang lainnya akan bermigrasi ke berbagai wilayah.
Namun, hanya dengan mengamati klorofil saja, tidak akan memberi tahu para ilmuwan bagaimana pemanasan iklim mengubah fitoplankton.
Peristiwa yang terjadi secara alami seperti El Nino dan La Nina dapat memengaruhi seberapa banyak fitoplankton terkonsentrasi di area tertentu.
Stephanie Dutkiewicz dari Massachusetts Institute of Technology mengatakan bahwa model digunakan untuk memprediksi perubahan warna di masa depan. Perubahan warna itu disebabkan oleh siklus hidup fitoplankton dan pergerakan.
Studi tahun 2023 mengungkapkan bahwa banyak dari perubahan yang diprediksi ini telah terjadi.
Dengan menggunakan perangkat pengukur cahaya di satelit NASA, para ilmuwan mengamati bahwa lebih dari separuh dunia yang ditutupi lautan telah menunjukkan pergeseran panjang gelombang biru dan hijau. Pergeseran ini dapat diukur dan menjadi perkiraan jumlah klorofil di wilayah tertentu.
Apa arti perubahan warna ini?
Masih terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apa efek perubahan warna ini terhadap lingkungan.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR