Nationalgeographic.co.id—Apakah Anda menganggap hewan peliharaan sebagai salah satu bagian dari keluarga? Hal ini bukanlah sesuatu yang baru.
Joshua J. Mark, seorang penulis dan akademisi dari Amerika, menyatakan bahwa bangsa Viking menjadikan beberapa hewan sebagai peliharaan.
“Bangsa Viking memelihara anjing dan kucing sebagai hewan peliharaan dan keduanya muncul dalam ikonografi dan literatur religius Nordik.
Bangsa Nordik juga memelihara beruang dan burung peliharaan, seperti alap-alap, elang, dan burung merak,” tulisnya pada laman World History Encyclopedia.
Baru-baru ini, Keith Ruiter dan Harriet Evans Tang, dilansir pada laman The Conversation, menyatakan bahwa bangsa Viking sangat menyayangi hewan peliharaan mereka, bahkan sangat akrab. Tak jarang mereka membawa hewan kesayangannya dalam perjalanan.
“Awal tahun ini, untuk pertama kalinya ditemukan bukti ilmiah bahwa–sejak abad ke-9–bangsa Viking membawa kuda, anjing, dan hewan lainnya untuk menyeberangi Laut Utara,” tulis Keith Ruiter, selaku penulis utama.
Masyarakat masa lalu peduli terhadap manusia, hewan, dan benda-benda dengan cara yang berbeda.
Beberapa manusia dapat dimiliki, bahkan dipandang sebagai objek, dan dihargai jauh lebih rendah daripada hewan.
Menurut Keith, hubungan-hubungan dramatis antara orang-orang Viking dengan hewan peliharaannya jarang dimengerti oleh masyarakat saat ini.
Lantas mengapa? Bukankah, sebagian besar orang yang hidup pada zaman Viking mengandalkan pertanian untuk bertahan hidup.
Mengapa butuh waktu lama bagi para peneliti untuk menyadari bahwa manusia dan hewan memiliki hubungan yang mendalam, kompleks, emosional, dan saling menguntungkan?
Dalam penelitian ini, Keith menjelaskan, “kami menggunakan arkeologi dan teks untuk menunjukkan bahwa beberapa kuda di masyarakat seperti di Skandinavia dan Islandia pada zaman Viking dapat dilihat sebagai "manusia" itu sendiri, yang memiliki hak untuk bertindak dan layak diperlakukan dengan hati-hati dan disengaja.”
Source | : | The Conversation,World History Encyclopedia |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR