Terlepas dari kerugian ini, Angkatan Darat Barat berhasil bertahan untuk sementara waktu, berkat keterampilan dan keberanian prajurit samurai mereka.
Pengkhianatan
Gelombang pertempuran berubah ketika Kobayakawa Hideaki, seorang daimyo yang berjanji untuk mendukung Angkatan Darat Barat, tiba-tiba berpindah pihak dan menyerang mantan sekutunya.
Selain itu, saat pertempuran berlangsung, daya tembak yang unggul dari Tentara Timur mulai memakan korban. Banyak komandan kunci Angkatan Darat Barat terbunuh atau terluka oleh tembakan, dan pasukan mereka terpaksa mundur.
Pengkhianatan Kobayakawa Hideaki membantu mengubah gelombang pertempuran. Angkatan Darat Timur muncul sebagai pemenang, dengan Ishida Mitsunari dan banyak pemimpin Angkatan Darat Barat lainnya tewas dalam pertempuran.
Setelah Pertempuran
Setelah Pertempuran Sekigahara, Tokugawa Ieyasu muncul sebagai pemenang dan mampu mengkonsolidasikan kekuasaannya atas Jepang. Dia mendirikan Keshogunan Tokugawa, yang memerintah Jepang selama lebih dari 250 tahun hingga Restorasi Meiji pada tahun 1868.
Salah satu hal pertama yang dilakukan Tokugawa adalah mendistribusikan kembali tanah kepada para pendukungnya dan menghukum mereka yang telah mendukung musuhnya.
Dia juga menetapkan sistem kehadiran bergantian, atau sankin-kotai, yang mengharuskan penguasa daerah menghabiskan tahun-tahun bergantian di Edo, ibu kota baru, sebagai cara untuk mengendalikan mereka.
Pemerintahan Tokugawa dicirikan oleh periode relatif damai dan stabil, yang dikenal sebagai Pax Tokugawa. Saat ia bekerja untuk memusatkan pemerintahan dan menciptakan Jepang yang bersatu.
Dia juga menerapkan kebijakan sakoku, atau "negara tertutup", yang membatasi kontak dengan negara asing untuk melestarikan budaya dan tradisi Kekaisaran Jepang.
Namun, ada juga beberapa tantangan terhadap pemerintahan Tokugawa. Termasuk pemberontakan oleh berbagai kelompok yang menentang rezimnya, dan kedatangan kekuatan asing seperti Amerika Serikat yang berusaha membuka perdagangan Jepang.
Tantangan-tantangan ini pada akhirnya berkontribusi pada jatuhnya Keshogunan Tokugawa pada pertengahan abad ke-19, yang mengarah ke Restorasi Meiji dan dimulainya era baru dalam sejarah Kekaisaran Jepang.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR