Matthew Calbraith Perry lahir pada 10 April 1794, di Newport, Rhode Island. Dia adalah adik dari Oliver Hazard Perry, seorang pahlawan Perang tahun 1812.
Mengikuti jejak kakaknya, Matthew Perry memulai karier angkatan laut pada usia dini. Dia bertugas di Perang 1812, Perang Barbar Kedua, dan Perang Meksiko-Amerika, mendapatkan reputasi sebagai perwira angkatan laut yang terampil dan disiplin.
Pengalaman dan keterampilan kepemimpinannya membuatnya menjadi pilihan alami untuk misi yang menantang ke Jepang. Perry ditunjuk oleh Presiden Millard Fillmore untuk memimpin Ekspedisi Angkatan Laut AS ke Jepang.
Tujuan utama dari misi tersebut ada dua, yaitu untuk membangun hubungan diplomatik dan untuk merundingkan sebuah perjanjian yang akan menjamin keselamatan para pelaut Amerika dan membuka Jepang untuk perdagangan Amerika.
Tugas itu menakutkan, mengingat kebijakan isolasi Jepang yang sudah berlangsung lama dan penolakannya terhadap pengaruh asing.
Namun, Perry bertekad untuk berhasil meski orang lain gagal. Dalam persiapan ekspedisi, Perry mempelajari informasi yang tersedia tentang Jepang dan budayanya.
Dia memahami pentingnya menunjukkan keunggulan teknologi Amerika sambil juga menunjukkan rasa hormat terhadap adat dan tradisi Jepang.
Dia mengumpulkan empat armada kapal, termasuk dua fregat bertenaga uap, USS Mississippi dan USS Susquehanna.
Dimasukkannya kapal-kapal modern dan kuat ini merupakan keputusan strategis, yang dirancang untuk mengesankan orang Jepang dengan kehebatan teknologi Amerika—sebuah taktik yang kemudian dikenal sebagai "diplomasi kapal perang".
Ekspedisi Perry berlayar dari Norfolk, Virginia, pada November 1852. Perjalanannya panjang dan berat, membawa armada mengelilingi Tanjung Harapan dan melintasi Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan.
Kedatangan Amerika di Jepang
Ekspedisi Komodor Perry tiba di Teluk Edo, sekarang Teluk Tokyo, pada 8 Juli 1853. Pemandangan "Kapal Hitam" Amerika, demikian sebutan mereka karena asap hitam dari mesin uap berbahan bakar batu bara, menimbulkan sensasi di Jepang.
Source | : | History |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR