Kedua, ada masalah kemanusiaan. Pelaut Amerika sering mendapati diri mereka karam di pantai Jepang, dan karena kebijakan isolasionis Jepang, mereka sering diperlakukan dengan kasar.
Pemerintah AS berusaha untuk memastikan keamanan dan perlakuan yang adil dari para pelaut ini. Perjanjian Kanagawa membahas masalah ini dengan mengatur kembalinya pelaut Amerika yang karam.
Terakhir, kepentingan strategis Amerika Serikat memainkan peran penting. AS sangat ingin mencegah satu pun kekuatan asing memonopoli akses ke Jepang.
Dengan membuka Jepang untuk kapal-kapal Amerika, AS dapat memastikan keseimbangan kekuatan di wilayah tersebut. Hal ini sangat penting mengingat meningkatnya pengaruh kekuatan Eropa di Asia.
Dampaknya Terhadap Kekaisaran Jepang
Setelah Perjanjian Kanagawa, kebijakan isolasi Jepang secara efektif berakhir. Perjanjian tersebut membuka pintu bagi kekuatan Barat lainnya untuk merundingkan perjanjian serupa dengan Jepang, yang mengarah ke periode yang dikenal sebagai "Perjanjian Tidak Setara" karena ketentuan yang tidak seimbang yang menguntungkan kekuatan Barat.
Jepang didorong ke panggung global, dipaksa untuk berinteraksi dengan kekuatan asing dan dihadapkan pada ide-ide, teknologi, dan cara pemerintahan baru.
Konsekuensi jangka panjang di Jepang bahkan lebih signifikan. Ketidakmampuan keshogunan untuk menolak tuntutan Barat menyebabkan ketidakpuasan dan keresahan internal, yang berpuncak pada Restorasi Meiji pada tahun 1868.
Peristiwa ini menandai berakhirnya keshogunan dan pemulihan kekuasaan Kekaisaran Jepang. Di bawah Kaisar Meiji, Jepang memulai proses modernisasi dan westernisasi yang cepat, berubah dari masyarakat feodal menjadi negara industri modern dalam beberapa dekade.
Dampak ekspedisi Perry masih dapat dirasakan hingga saat ini dalam status Jepang sebagai kekuatan ekonomi dan teknologi global. Untuk hubungan AS-Jepang, ekspedisi Perry menandai awal dari hubungan yang kompleks dan berkembang.
Dari kontak awal yang ditandai dengan perjanjian yang tidak setara, hubungan tersebut telah berubah selama berabad-abad melalui perang, aliansi, dan kemitraan ekonomi.
Source | : | History |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR