Nationalgeographic.co.id—Sejarah Romawi pernah mencatat seorang wanita Mesir yang menjadi sohor namanya di antara orang-orang yang hidup sezamannya. Hal itu terjadi berkat inovasinya yang luar biasa dalam dunia medis.
Wanita Mesir itu bernama Metrodora, seorang ginekolog Mesir, merupakan seorang tokoh terkemuka di dunia kedokteran. Karyanya sebagai peneliti dan dokter muda yang mempopulerkan ginekologi, hingga ia mendapat pujian luar biasa.
Antara 323 SM dan 30 SM, Mesir mengalami periode Helenistik. Selama periode waktu yang sama, peradaban Mesir berkembang, dengan Alexandria sebagai titik fokusnya.
Karakter ginekolog Mesir yang bernama Metrodora ini dan kesuksesannya di bidang kedokteran, mulai muncul pada era sejarah Alexandria. Metrodora diperkirakan lahir di Mesir antara 200 dan 400 M.
Metrodora dibesarkan dalam keluarga terpandang di Mesir yang berpendidikan sehingga tumbuh sebagai peneliti yang tekun. Lantas, bagaimana Metrodora dari Mesir bisa sampai hingga ke Romawi?
Daerah kantong Alexandria ini didirikan oleh Alexander Agung dan terletak di bagian barat Delta Nil. Bahkan mempunyai status khusus sebagai kota Yunani, dengan pemerintahan yang berbeda dengan Mesir.
Lantas, Mesir dijajah oleh Kekaisaran Romawi. Kemudian menjadi provinsi lain selama lebih dari 600 tahun, menjadi provinsi dari kekaisaran, meskipun bahasa Yunani tetap menjadi bahasa budaya di sana. Ini yang mebuat orang-orang Mesir terhubung dengan Romawi.
Sejak awal, mungkin banyak orang yang masih belum mengetahui identitasnya. Misteri kehidupan dan penelitiannya masih menjadi bahan dugaan dan gosip belaka. Yang pasti, ia terkenal sebagai dokter kandungan, bidan, dan ahli masalah kesehatan wanita.
Menurut para ahli, Metrodora adalah seorang wanita terpelajar yang tumbuh dalam masyarakat yang memandang perempuan hanya sebagai pelengkap bagi laki-laki. Beruntungnya hukum Mesir kuno menganggap laki-laki dan perempuan hampir sama.
"Arti nama Metrodora juga memang menarik," tulis Akanksha Singh kepada News Medical Life Sciences dalam artikel berjudul History of Women in Medicine yang diterbitkan pada 25 September 2021.
Dalam bahasa Yunani, metro berarti “rahim”, dan dora berarti “hadiah”. Sesuai dengan namanya, dalam hidup Metrodora, ia mengkhususkan dirinya pada kehamilan, hingga penyakit dan kelainan khusus wanita.
Sepanjang hidupnya, ia melakukan banyak riset medis hingga menerbitkan beberapa risalah ginekologi. Tentang Penyakit dan Pengobatan Wanita, risalah medisnya terdrii dari 63 bab dan masih banyak digunakan sampai sekarang.
Dalam banyak laporan riset kedokterannya, ia tidak hanya membahas masalah medis di dalamnya, tetapi dia juga memberikan nasihat umum tentang kesehatan masyarakat dan juga masalah kecil, seperti wasir.
Penggunaan spekulum untuk pemeriksaan bedah adalah salah satu layanannya untuk kedokteran. Dia telah menemukan tampon sebagai kontrasepsi dan pengobatan untuk infeksi menstruasi.
Dia juga mengerjakan rekonstruksi wajah, payudara, dan selaput dara. Dalam kasus yang terakhir, tujuannya adalah untuk membantu wanita yang tidak perawan menghindari stigma sosial.
"Dia telah menciptakan zat obat yang belum pernah digunakan sebelumnya dan memberikan kriteria untuk menentukan apakah seorang wanita telah dilecehkan secara seksual atau diperkosa," pungkas Leman.
Demikian pula dalam catatan sejarah Romawi, dia tercatat sebagai salah satu dokter pertama yang meminta prosedur bedah dalam kasus kanker, yang pada saat itu dikenal sebagai "ulkus ganas."
Tulisan-tulisan dari hasil riset kedokterannya adalah peninggalan yang sangat bernilai sepanjang sejarah bagi dunia medis. Tulisannya yang luar biasa, masih tersimpan di Perpustakaan Laurentian Florence, di Florence, Italia.
Banyak dari bukunya memuat teori dan uraian seputar kesehatan wanita yang diduga merupakan hasil penelitian asli dari ketekunan Metrodora dalam dunia medis dan kewanitaan.
Selain itu juga, sejarah Romawi membuktikan adanya kontribusi besar Metrodora dalam formulasi obat-obatan yang belum pernah ditemukan di tempat lain, yang artinya hanya dapat diciptakan oleh Metrodora sendiri.
Selama beberapa tahun, beredar spekulasi bahwa identitas asli Metrodora tidak lain adalah Cleopatra yang legendaris. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dia disebut sebagai “Cleopatra Metrodora,” meskipun tidak ada indikasi bahwa cerita tersebut benar.
Penerjemah abad pertengahan bingung ketika pertama kali dihadapkan dengan teksnya, karena dia langsung disebut sebagai “Cleopatra.” Mereka kemudian memutuskan untuk menghubungkan tulisannya dengan ratu terkenal Mesir, Cleopatra VII.
Tidak jelas bagaimana maksud dari teks yang menyebutkan catatan hidup Metrodora dalam sejarah Romawi, tapi inilah sebabnya banyak orang akan menemukan Metrodora akan dirujuk sebagai “Cleopatra Metrodora” di sebagian besar teks akademis.
Source | : | News Medical Life Sciences |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR