Nationalgeographic.co.id—Ramesseum adalah kompleks kuil kuno yang terletak di tepi barat Sungai Nil di Mesir Hulu, dekat kota modern Luxor. Tempat ini merupakan salah satu pusat keagamaan paling mengesankan dan penting pada masanya dalam sejarah Mesir kuno.
Dari halamannya yang luas hingga ukiran dan hieroglifnya yang rumit, Ramesseum adalah keajaiban arsitektur dan budaya dalam sejarah Mesir kuno. Namun, itu tidak dibangun semata-mata karena alasan agama. Kuil ini adalah bagian penting dari kampanye propaganda Ramses.
Ramesseum dibangun pada masa pemerintahan Firaun Ramses II, yang memerintah Mesir dari tahun 1279 hingga 1213 SM. Salah satu peran terpenting Ramesseum adalah sebagai kuil kamar mayat, yaitu sejenis kompleks kuil yang didedikasikan untuk menghormati kenangan mendiang firaun.
Sebagai kuil kamar mayat, Ramesseum dirancang untuk tempat pemujaan dan peringatan Ramses II, serta untuk menjamin kehidupan abadi dan akhiratnya.
Kuil ini dibangun dengan berbagai fitur dan struktur yang dimaksudkan untuk memfasilitasi tujuan tersebut, termasuk kapel untuk persembahan dan pengorbanan, aula hipostyle untuk upacara dan ritual, dan tempat suci untuk patung suci firaun.
Ramesseum tidak hanya merupakan pusat keagamaan, tetapi juga berfungsi sebagai pusat politik dan administrasi wilayah tersebut.
Kompleks candi dikelola oleh ratusan pendeta dan pejabat, dan bertanggung jawab mengelola tanah dan sumber daya di sekitarnya.
Kuil ini dibangun dalam skala besar. Struktur Ramesseum merupakan ciri khas arsitektur kuil Mesir kuno, dengan beberapa bagian dan ciri berbeda.
Kompleks candi dikelilingi oleh tembok besar dari batu bata lumpur, yang berukuran sekitar 105 meter di setiap sisinya. Dinding awalnya dihiasi dengan pemandangan dan hieroglif yang dicat cerah, meskipun sebagian besar dekorasi ini telah hilang seiring waktu.
Salah satu fitur paling terkenal dari Ramesseum adalah patung besar Ramesses II yang pernah berdiri di halaman. Patung itu diukir dari satu balok batu kapur dan tingginya lebih dari 60 kaki, menjadikannya salah satu patung terbesar dari Mesir kuno. Sayangnya, patung tersebut rusak dan sebagian hancur saat terjadi gempa bumi pada abad ke-12 Masehi.
Gerbang itu mengarah ke halaman besar, yang dikelilingi oleh galeri bertiang dan ruang-ruang kecil. Halamannya digunakan untuk pertemuan umum, serta untuk upacara ritual dan prosesi.
Di bagian belakang halaman terdapat aula hypostyle yang ditopang oleh 48 tiang besar. Aula ini digunakan untuk ritual dan upacara keagamaan, dan juga dihiasi dengan relief dan ukiran rumit yang menggambarkan pemandangan dari mitologi Mesir kuno.
Di luar aula hypostyle terdapat tempat suci, yang menampung patung suci Amun. Tempat suci ini hanya dapat diakses oleh para pendeta, dan dianggap sebagai bagian paling suci dari kompleks candi.
Dinding tempat suci dihiasi dengan ukiran dan hieroglif, yang dimaksudkan untuk menjamin perlindungan dan berkah para dewa.
Selain bangunan utama ini, Ramesseum juga memiliki beberapa kapel dan kuil kecil, yang didedikasikan untuk berbagai dewa dan dewi.
Kapel-kapel ini digunakan untuk devosi dan persembahan pribadi, dan sering kali dihiasi dengan lukisan dinding dan ukiran yang rumit.
Ramesseum Jadi Alat Propaganda di Sejarah Mesir Kuno
Sebagai salah satu firaun paling kuat dan berpengaruh di Mesir kuno, Ramses II menggunakan Ramesseum sebagai alat propaganda yang ampuh untuk memperkuat statusnya sebagai penguasa ilahi dan mempromosikan pencapaian dan prestasinya.
Kompleks candi dihiasi dengan relief dan ukiran rumit yang menggambarkan pemandangan dari kehidupan Ramses II, termasuk kampanye militer, ritual keagamaan, dan kehidupan keluarga.
Ukiran-ukiran tersebut tidak hanya sekedar hiasan, namun juga berfungsi sebagai bentuk propaganda untuk memperkuat wibawa dan legitimasi firaun di mata rakyatnya.
Misalnya, salah satu adegan paling ikonik yang digambarkan di Ramesseum adalah Pertempuran Kadesh, yang merupakan kampanye militer besar-besaran antara pasukan Ramses II dan kekaisaran Het.
Relief tersebut memperlihatkan firaun dalam pose heroik memimpin pasukannya meraih kemenangan atas musuh-musuhnya.
Adegan ini dirancang untuk menunjukkan kehebatan Ramses II sebagai pemimpin militer dan memperkuat statusnya sebagai penguasa yang kuat dan sukses. Ukiran candi juga menggambarkan Ramses II sebagai pemimpin yang saleh dan berbakti, terlibat dalam ritual keagamaan serta persembahan kepada para dewa.
Penggambaran ini dimaksudkan untuk menunjukkan kesalehan dan kemurahan ilahi firaun, dan memperkuat legitimasinya sebagai penguasa yang dipilih oleh para dewa.
Penemuan Kembali
Terlepas dari kemegahan dan pentingnya, Ramesseum mengalami kerusakan dan sebagian besar ditinggalkan setelah kemunduran era firaun. Kuil itu perlahan-lahan terkubur di bawah pasir dan puing-puing, dan terlupakan selama berabad-abad.
Baru pada abad ke-19 Ramesseum ditemukan kembali oleh penjelajah Eropa, yang takjub dengan skala dan keindahan kompleks candi.
Ramesseum menjadi tujuan populer bagi wisatawan dan arkeolog, yang bekerja untuk menggali dan memulihkan situs tersebut.
Saat ini, Ramesseum adalah Situs Warisan Dunia UNESCO dan dianggap sebagai salah satu kuil paling penting dan mengesankan dari Mesir kuno.
Kompleks candi tetap menjadi tujuan wisata populer, dan pengunjung dari seluruh dunia terus mengagumi keindahan dan keagungan keajaiban kuno sejarah Mesir kuno.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR