Pluralisme agama ini membuka jalan bagi penyebaran agama Kristen, yang saat itu masih kecil.
Jaringan jalan raya Kekaisaran Romawi yang luas dan Pax Romana—masa yang relatif damai dan stabil di seluruh kekaisaran—memfasilitasi penyebaran agama Kristen dengan cepat.
Awalnya mendapat kecurigaan dan penganiayaan berkala, agama Kristen pada akhirnya mendapat dukungan dari otoritas Romaw.
Hingga pada puncaknya, dijadikan sebagai agama negara di bawah Kaisar Theodosius pada akhir abad ke-4.
Hal ini menandai titik balik tidak hanya bagi Kekaisaran Romawi tetapi juga bagi seluruh dunia Barat, yang membuka jalan bagi Kristenisasi di Eropa.
Filsafat Romawi sebagian besar dipengaruhi oleh orang-orang Yunani. Stoicisme, yang didirikan di Yunani, mendapat dukungan luas di Roma.
Kaum Stoa Romawi seperti Seneca, Epictetus, dan Kaisar Marcus Aurelius memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan pemikiran Stoa.
Pemikiran itu menekankan rasionalitas, pengendalian diri, dan kehidupan berbudi luhur sesuai dengan alam.
Prinsip-prinsip Stoa ini mempunyai dampak yang bertahan lama, mempengaruhi etika Kristen dan filsafat Barat.
Cicero, meskipun bukan seorang Stoa, adalah filsuf Romawi berpengaruh lainnya yang karyanya mengenai etika, politik, dan retorika telah dipelajari selama berabad-abad.
Nah, demikianlah deretan warisan Kekaisaran Romawi kuno terhadap zaman modern.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR