Nationalgeographic.co.id—Arsitektur Kekaisaran Bizantium telah memiliki pengaruh yang sangat besar di seluruh dunia, meskipun tidak begitu terkenal dalam sejarah barat. Kekaisaran Bizantium telah mengembangkan gaya arsitektur yang khas, dan gaya arsitektur itu terus memengaruhi desain dan konstruksi bangun hingga saat ini.
Tidak terbatas pada wilayah Kekaisaran Bizantium sendiri, arsitektur peradaban yang penuh teka-teki ini memberikan kesan yang signifikan bagi umat Islam dan Eropa pada masanya.
Khususnya, orang-orang yang berpindah agama ke Kristen Ortodoks seperti Kievan Rus dan Bulgar yang mengadopsi gaya ini. Kemudian negara-negara Muslim di dekatnya juga meniru unsur arsitektur Kekaisaran Bizantium dalam pembangunan masjid.
Setelah jatuhnya Konstantinopel dan Kekaisaran Bizantium pada tahun 1453, para pengungsi Bizantium membawa ilmunya ke Italia dan Eropa, di mana gaya arsitektur Bizantium kemudian mengakar.
Setelah Kekaisaran Bizantium mulai menghilang dalam sejarah, gaya arsitektur revivalis muncul. Antara tahun 1840-an dan abad kesembilan belas, para arsitek terinspirasi untuk membangun bangunan modern dengan gaya Kebangkitan Neo-Bizantium atau Kekaisaran Bizantium.
Siapakah orang Bizantium itu?
Bizantium adalah istilah historiografi yang digunakan untuk menggambarkan Kekaisaran Romawi Timur pada periode zaman kuno dan Abad Pertengahan.
Separuh bagian timur kekaisaran menjadi lebih menonjol pada abad keempat M, ketika Kaisar Konstantin memindahkan ibu kota ke Bizantium dan mengganti nama kota menjadi Konstantinopel.
Bangsa Bizantium menyebut diri mereka sebagai Rhōmaîoi (Ῥωμαῖοι), yang berarti orang Romawi. Mereka secara budaya merupakan bangsa Yunani-Romawi meskipun kekaisaran Bizantium yang luas terdiri dari banyak sekali bangsa yang berbeda.
Lingua franca di Mediterania Timur adalah bahasa Yunani sejak periode Helenistik. Bahasa itu menggantikan bahasa Latin sebagai bahasa resmi kekaisaran Bizantium pada tahun 629 M.
Ibukota dan jantung kekaisaran Bizantium berada di Konstantinopel meskipun sempat jatuh ke tangan tentara salib pada tahun 1204.
Tiga kerajaan penerus Bizantium berdiri di Nicea, Trebizond, dan Epirus hingga Konstantinopel direbut kembali pada tahun 1261 oleh pasukan Michael VIII Palaiologos.
Kekaisaran ini bertahan hingga abad kelima belas ketika Konstantinus XI Palaiologos meninggal dalam perlawanan terakhir melawan Ottoman pada tahun 1453.
Fitur arsitektur Bizantium
Arsitektur Bizantium dicirikan oleh kubah-kubah tinggi dan mosaik-mosaik yang dihias dengan indah. Kolom dan lengkungan bundar adalah ciri lain dari gaya arsitektur Kekaisaran Bizantium.
Bahan bangunan pada periode Kekaisaran Bizantium biasanya berupa marmer, batu, dan batu bata. Sejarawan Judith Herrin mencatat bahwa “Para pengrajin Bizantium mengadaptasi teknik kuno untuk mencapai tujuan baru.”
Memang benar, para arsitek, pengrajin, dan insinyur Kekaisaran Bizantium membawa arsitektur kuno Yunani-Romawi ke Abad Pertengahan. Simbol abadi gaya arsitektur ini adalah Hagia Sophia.
Katedral kolosal tersebut dipesan oleh kaisar Bizantium Justinian I dan telah mendominasi pemandangan kota Konstantinopel sejak selesai dibangun pada tahun 360 M.
Basilika Sant'Apollinare Nuovo, Ravenna
Pada abad keenam M, Italia telah ditaklukkan oleh Kerajaan Ostrogoth. Raja Theoderic Agung, pemimpin Ostrogoth, menghabiskan masa mudanya sebagai sandera politik di Konstantinopel.
Ia mendapat pendidikan tinggi dan menyerap tradisi istana kekaisaran Bizantium. Pada kuartal pertama abad keenam, Theoderic memerintahkan pembangunan kapel megah di ibu kotanya di Ravenna yang dikenal sebagai Basilika Sant'Apollinare Nuovo.
Basilika ini dibangun dengan meniru gaya arsitektur Kekaisaran Bizantium. Hal ini patut diperhatikan karena awalnya dibangun sebagai tempat ibadah Arian.
Bangsa Bizantium menganggap Arianisme sebagai sekte sesat dalam agama Kristen, namun Arianisme populer di kalangan masyarakat Jerman seperti Ostrogoth.
Banyak ciri arsitektur Bizantium yang terlihat. Secara khusus, mosaik yang menghiasi dinding basilika hampir tidak dapat dibedakan dari mosaik Bizantium sebenarnya pada periode yang sama.
Kubah Batu, Yerusalem
Meskipun ada hubungan yang tidak bersahabat antara Bizantium dan Arab, Bizantium sangat tertarik untuk memasukkan unsur arsitektur Bizantium ke dalam proyek konstruksi mereka.
Berabad-abad pemerintahan Romawi berarti bahwa arsitektur Bizantium telah meninggalkan jejaknya di kota ini.
Para penguasa Muslim baru di Yerusalem terinspirasi untuk meminjam elemen gaya tertentu dari gereja-gereja Bizantium di wilayah tersebut. Mereka kemudian menggunakannya untuk dimasukkan ke dalam arsitektur masjid.
Contoh terbaik adalah pembangunan Dome on the Rock, yang diperintahkan oleh Khalifah Bani Umayyah Abd al-Malik antara tahun 691 dan 692 M.
Raja ibn Haywa, Yazid ibn Salam, dan putra terakhir, Baha, bertanggung jawab atas proyek tersebut. Mereka mengambil inspirasi dari gereja-gereja Bizantium di dekatnya dan bangunan-bangunan megah, khususnya yang berbentuk segi delapan.
Basilika Santo Markus, Venesia
Kekaisaran Bizantium dan Venesia memiliki sejarah panjang dalam pertukaran budaya, perdagangan, dan perang. Para pendiri Venesia sendiri adalah warga negara Romawi, dan kota ini sempat berada di bawah kekuasaan Bizantium oleh Justinianus I pada abad keenam Masehi.
Ketika kekuatan Venesia bertambah dan otoritas Bizantium menyusut, Venesia mencaplok wilayah Bizantium tertentu, seperti Kreta.
Basilika Santo Markus, salah satu landmark paling ikonik di Venesia, memiliki ciri arsitektur khas Bizantium, serta pengaruh Islam, Romawi, dan kemudian Gotik.
Basilika ini awalnya dibangun antara tahun 829 dan 836 M dan dibangun kembali antara tahun 1063 dan 1094. Struktur aslinya didasarkan pada Gereja Para Rasul Suci di Konstantinopel, dan direncanakan secara terpusat menurut model Bizantium.
Arsitektur Bizantium dalam video game?
Bannerlord dikembangkan oleh perusahaan Turki TaleWorlds Entertainment. Permainan ini memiliki latar fiksi fantasi, tetapi dunia Bannerlord sangat terinspirasi oleh migrasi historis dan periode sejarah awal abad pertengahan.
Salah satu faksi dalam game ini, yang disebut Kekaisaran Calradic, sangat mirip dengan Kekaisaran Bizantium. Budaya material, adat istiadat, dan peralatan militer Calradic jelas terinspirasi oleh sejarah Bizantium.
Selain itu, kota-kota dan pemukiman Calradic dalam permainan ini sangat mirip dengan bangunan Bizantium seperti yang terlihat pada masa kejayaannya.
Misalnya, benteng fiksi permainan ini menyerupai Tembok Theodosian di Konstantinopel. Kemudian benteng serta struktur megah di beberapa kastil dan kota Calradic menyerupai Rotunda era Bizantium yang masih berdiri di Thessaloniki.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR