Echidna adalah makhluk setengah manusia dan setengah ular. Echidna dan Typheus dikenal sebagai ayah dan ibu para monster.
Menurut Plato (428/7-348/7 SM) dalam bukunya Gorgias, jiwa-jiwa yang dianggap tidak memiliki keyakinan dan tidak adil akan dikirim ke Tartarus dan dikutuk selamanya. Mereka mendapatkan penghakiman dari hakim orang mati, yaitu Rhadamanthus, Aeacus, dan Minos.
Dalam karyanya Phaedo tentang jiwa, Plato menyatakan bahwa semua sungai mengalir melalui jurang Tartarus, dan kemudian mengalir kembali keluar melalui bumi.
Virgil (70-19 SM) dalam bukunya Aeneid mengalihkan dari deskripsi Hesiod tentang jarak yang sama antara Langit, Bumi, dan Tartarus. Ia mencatat bahwa "kemudian jurang maut, Tartarus sendiri terjun langsung ke dalam kegelapan dua kali sejauh pandangan kita mengarah ke Olympus naik ke langit" (6.670-2).
Dia juga menggambarkan Tartarus tidak berkabut atau suram, tapi jahat. Virgil menggambarkan sebuah gerbang besar yang mencegah masuk atau keluarnya Tartarus, dijaga oleh Hydra berkepala 50.
Penghuni Tartarus
Penghuni Tartarus dikenai hukuman yang sesuai dengan kejahatan mereka, kecuali bagi para penduduk pertama dari jurang tersebut.
Seperti misalnya, Cyclop bermata satu dan Hecatonchires yang memiliki seratus tangan. Mereka adalah anak-anak Gaia dan Uranus bersama dengan para Titan.
Segera setelah monster-monster itu lahir, Uranus menyembunyikan mereka di kedalaman Tartarus, yang menjadikan mereka tawanan pertama Tartarus.
Setelah Zeus dan para Olympian mengalahkan para Titan di Titanomachy, banyak dari mereka dipenjarakan di Tartarus bersama saudara mereka, para Cyclops dan Hecatonchires.
Raja Lydia Tantalus mempunyai tiga versi kenakalannya yang berbeda yang membuatnya mendapat tempat di Tartarus, namun versi ini adalah yang paling populer dan paling keterlaluan.
Tantalus ingin melihat apakah para dewa benar-benar mengetahui segalanya. Ia memasak sup putranya sendiri yang bernama Pelops. Ia ingin melihat apakah para dewa bisa mengetahuinya.
Sudut Pandang Baru Peluang Bumi, Pameran Foto dan Infografis National Geographic Indonesia di JILF 2024
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR