Escobar membayar stafnya dengan murah hati, dan mendapatkan reputasi atas upaya filantropisnya.
Dia menghabiskan jutaan dolar untuk membangun beberapa lingkungan paling miskin di Medellín, membangun perumahan, taman, stadion sepak bola, rumah sakit, sekolah dan gereja. Dia juga meninggalkan warisan kompleks berupa kriminalitas dan investasi sosial.
Warisan Escobar
Warisan Pablo Escobar terus berkembang dalam catatan sejarah dunia. Tidak hanya sebagai penjahat terkenal namun juga sebagai fenomena budaya.
Meskipun banyak yang mengecam kejahatannya yang keji, di Kolombia, ia dianggap oleh beberapa orang sebagai sosok yang mirip Robin Hood, khususnya di Medellín.
Di tempat itu ia dianggap memberikan fasilitas kepada masyarakat miskin di kota tersebut, yang tidak diberikan oleh pemerintah.
Memang benar bahwa pemakaman Escobar dihadiri lebih dari 25.000 orang, dan ingatannya tetap berpengaruh.
Bekas lahan pribadinya, Hacienda Nápoles, diberikan kepada keluarga berpenghasilan rendah oleh pemerintah, dan juga diubah menjadi taman hiburan yang dikelilingi oleh empat hotel mewah yang menghadap ke kebun binatang Escobar.
Kisah hidup Escobar telah menjadi subyek banyak buku, film, dan serial televisi.
Meskipun kematian Escobar menandai berakhirnya pemerintahannya, hal ini tidak menandakan berakhirnya perdagangan narkoba, atau tantangannya.
Kartel Cali mendominasi pasar kokain pada tahun-tahun setelah kematian Escobar. Di Kolombia, kenangan akan teror yang dilakukan Escobar masih sangat jelas.
Meskipun Kolombia telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam mengekang kekerasan narkoba dan meningkatkan keamanan sejak kematiannya, perdagangan narkoba dan kekerasan terkait belum sepenuhnya diberantas. Tantangan Kolumbia masih ada.
Di Amerika, pengejaran dan kejatuhan Pablo Escobar merupakan titik balik dalam perang melawan kartel narkoba.
Hal ini menggarisbawahi pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi kejahatan transnasional, dan meletakkan dasar bagi upaya lebih lanjut untuk memerangi perdagangan narkoba dalam
Source | : | History Hit |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR