Nationalgeographic.co.id—Setiap tahun baru atau hari ibadah besar seperti Idulfitri, kita sering merayakannya dengan kembang api. Pada masa puncaknya, kembang api terbesar pun meledak-ledak di angkasa dengan ragam warna dan kilaunya. Melihat kembang api yang indah kita berbahagia, namun tidak dengan para hewan.
Kembang api sangat berbahaya bagi kehidupan hewan, baik peliharaan maupun yang menghuni alam liar. Dampak berbahaya itu, mulai dari suara, cahaya, hingga kebakaran sehingga kita harus meninjau kembali bagaimana semestinya kita merayakan sesuatu.
Hewan peliharaan
Hewan peliharaan kita punya kemampuan pendengaran yang lebih tajam dari manusia. Manusia tidak bisa mendengar apa pun di atas 20.000 Hz. Anjing mampu mendengar hingga 60.000 Hz, lebih tajam tiga kali dari manusia.
Ketajaman pendengaran anjing ini yang membuat suara ledakan, seperti kembang api, sangat mengganggu di telinga mereka. Banyak anjing perkotaan menderita gejala negatif akibat suara ledakan dari kembang api dan petasan. Reaksi yang umum terjadi adalah kedinginan atau kelumpuhan, upaya melarikan diri dan bersembunyi yang tidak terkendali, dan gemetar.
"Penelitian menunjukkan bahwa separuh anjing peliharaan menunjukkan rasa takut terhadap suara keras, dengan pemicu paling umum adalah badai petir dan kembang api," kata Sam Sander, peneliti doktoral hewan dan satwa liar di University of Illinois Urbana-Champaign.
Hanya saja, gemuruh seperti petir memiliki tanda yang membuat anjing bisa mengantisipasinya. Kembang api justru berbunyi secara spontan karena dinyalakan oleh manusia. Semakin tua umur anjing akan lebih merasa takut akan suara kebisingan. Perilaku respons dari suara ledakan memiliki ciri-ciri stres pasca-trauma pada berbagai hewan peliharana manusia.
Claire Hargrave di jurnal The Veterinary Nurse tahun 2018 mengungkapkan efek kembang api pada kucing tidak kentara. Namun, respons mereka mirip dengan anjing dengan mencoba bersembunyi atau melarikan diri.
"Anjing dan kucing telah menunjukkan respons rasa takut terhadap kembang api, termasuk bersuara, bersembunyi, meringkuk, gemetar, dan melarikan diri," lanjut Sander, dikutip dari University of Illinois Urbana-Champaign News Bureau.
Secara kesehatan, kucing akan berisiko keracunan lebih tinggi. Keracunan dari zat yang terkandung dari kembang api dan petasan, membuat kucing bisa menjadi buta atau terluka parah. Mungkin fenomena ini sering Anda temui pada kucing jalanan di sekitar lingkungan Anda.
Satwa liar
Perayaan menggunakan kembang api dan petasan tidak hanya dilakukan di kota besar, melainkan juga di perkampungan, pedalaman, atau di alam bebas seperti bumi perkemahan. Bahaya ledakan ini sangat serius bagi hewan liar seperti burung dan berbagai mamalia lainnya.
Source | : | Forbes,MIT News,Illinois News Bureau |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR