Nationalgeographic.co.id—Hermes dan Aphrodite adalah dua dewa Olympian yang terkenal. Keduanya memiliki anak bersama yaitu Hermaphroditus di mitologi Yunani kuno.
Suatu hari, ketika Hermaphroditus sedang mandi di mata air, bidadari Salmacis melihatnya dan langsung jatuh cinta. Dia berdoa kepada para dewa untuk menyatukan dia dan Hermaphroditus selamanya.
Doanya terkabul, keduanya melebur menjadi satu wujud, dengan ciri-ciri laki-laki dan perempuan. Begitulah asal mula Hermaphroditus. Dia dianggap sebagai simbol androgini dan sering digambarkan dalam seni kuno memiliki organ seksual pria dan wanita.
Sebagai anak dari dua dewa yang kuat dan berpengaruh, Hermaphroditus adalah tokoh penting dalam mitologi Yunani. Kisahnya merupakan bagian penting dari tradisi mitologi.
Asal-usul Hermes dan Aphrodite mempunyai bayi bersama diceritakan dalam mitos Hermaphroditus. Menurut mitos, Aphrodite tertarik pada kecantikan muda dan pesona Hermes, dan keduanya menjadi sepasang kekasih.
Namun, bagaimana Hermes merayu Aphrodite tidak didokumentasikan dengan baik dalam mitologi Yunani. Baik Hermes maupun Aphrodite dikenal karena kharisma, kecerdasan, dan kecantikannya, sehingga kemungkinan besar keduanya mempunyai ketertarikan bersama.
Hermes dianggap sangat menarik oleh para dewa lainnya di mitologi Yunani kuno. Dia dikatakan begitu terpesona dengan Aphrodite sehingga menggunakan kekuatan, kecerdasan dan tipu daya untuk memenangkan hatinya.
Dalam versi lain, Aphrodite dikatakan tertarik pada pesona muda dan ketampanan Hermes, dan keduanya menjadi sepasang kekasih.
Terlepas dari bagaimana hal itu terjadi, persatuan antara Hermes dan Aphrodite dipandang sebagai simbol kekuatan hasrat dan sifat cinta yang transformatif.
Kedua dewa yang kuat dan berpengaruh ini bersatu mewakili kekuatan kompleks dan kuat yang membentuk kehidupan semua manusia.
Hubungan antara Hermes dan Aphrodite
Tak Hanya Cukupi Kebutuhan Gizi, Budaya Pangan Indonesia Ternyata Sudah Selaras dengan Alam
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR