Nationalgeographic.co.id—Ra, Osiris, Isis, Horus, dan Anubis adalah para dewa populer di mitologi Mesir kuno. Tapi, tahukah Anda? Masih banyak dewa lain yang kurang dikenal.
Masing-masing dari mereka memainkan peran penting dalam budaya dan agama Mesir kuno. Siapa saja dewa mitologi Mesir kuno yang jarang diketahui?
Amun adalah dewa udara dan salah satu dewa terpenting dalam mitologi Mesir kuno. Namanya berarti 'yang tersembunyi' atau 'yang tak terlihat', ia sering digambarkan sebagai pria berwajah berkerudung.
Amun diyakini sebagai dewa pencipta dan pelindung para Firaun. Dia juga dikaitkan dengan dewa matahari Ra dalam mitologi Mesir kuno.
Amun biasanya digambarkan sebagai seorang pria yang mengenakan hiasan kepala berbulu dan memegang tongkat kerajaan. Dia kadang-kadang ditampilkan sebagai domba jantan atau ular. Istrinya adalah dewi Mut, dan putranya adalah Khonsu, dewa bulan.
Beberapa praktik seputar Amun termasuk mengenakan jimat bergambar dirinya dan mempersembahkan korban kepadanya. Amun dipopulerkan dalam serial Marvel, Moon Knight.
Kuil Karnak menggambarkan Amun sebagai dewa tertinggi Mesir Kuno, tetapi hanya pada masa-masa awal.
Aker
Aker adalah dewa bumi dan dunia bawah. Ia sering digambarkan sebagai pria berkepala singa atau sebagai singa. Aker biasanya ditampilkan mengenakan mahkota ganda, yang melambangkan peran gandanya sebagai dewa dunia bawah dan dewa bumi.
Penggambaran Akar sering dalam bentuk dua ekor singa yang saling berhadapan, namun batang tubuh mereka menyatu dan cakram matahari berada di tengahnya.
Aker pertama kali muncul sekitar Dinasti Pertama sebagai salah satu dewa yang menjaga 'gerbang ke situs sana', yang pada dasarnya mengacu pada dia sebagai salah satu dewa terpenting dalam mitologi Mesir Kuno yang bertanggung jawab menjaga pintu masuk ke dunia bawah.
Aker juga bertanggung jawab melindungi dewa matahari Ra dari musuh. Hal ini karena Aker dikatakan sebagai 'orang yang mengawasi Ra'. Pasalnya Ra bertugas melakukan perjalanan ke akhirat saat matahari terbenam dan kembali melalui dunia bawah saat matahari terbit.
Ammit
Ammit adalah dewi kehancuran di mitologi Mesir kuno. Dia sering digambarkan sebagai wanita berkepala singa betina atau buaya, diikuti dengan tubuh singa dan bagian bawah kuda nil. Ammit biasanya ditampilkan mengenakan pakaian berwarna merah, yang melambangkan hubungannya dengan darah dan kekerasan.
Suami Ammit adalah dewa Set, dan putranya adalah Horus. Ammit adalah salah satu dewi yang paling ditakuti dalam mitologi Mesir Kuno karena dia bertanggung jawab melahap hati orang mati.
Anubis akan menimbang bulu itu dengan jiwa manusia, dan jika seimbang, jiwa tersebut akan pergi ke akhirat dan hidup dalam wujud surga.
Namun, jika hati seseorang lebih berat dari sehelai bulu, maka Ammit akan memakan jiwanya. Kemudian, mereka akan dikutuk dalam kegelapan abadi.
Selain sebagai pemakan jiwa, Ammit juga dikenal sebagai penghancur dunia dan pemakan orang mati.
Jika jiwa termakan, ia akan menjadi 'gelisah selamanya', yang biasa disebut dengan 'melewati kedua kalinya'.
Dalam gambaran lain, Ammit akan digambarkan berdiri di tepi lautan api di mana hati yang tidak layak dari penghakiman akan dibuang ke dalam danau untuk dihancurkan.
Ammit tentu saja tidak dipuja oleh orang Mesir namun justru takut akan apa yang akan terjadi jika mereka menjadi korban dari ketidakseimbangan timbangan.
Pakhet
Pakhet adalah dewi gurun dan perburuan. Dia sering digambarkan sebagai wanita berkepala singa betina atau singa betina.
Pakhet biasanya mengenakan pakaian berwarna hijau, melambangkan hubungannya dengan alam dan gurun. Secara khusus, dewi ini terkenal karena berhubungan dengan daerah di mana air berada di perbatasan gurun.
Ada dugaan bahwa dialah yang bertanggung jawab atas banjir bandang di lembah-lembah sempit di Mesir.
Pakhet juga dikaitkan dengan Dewa Matahari, bersama Hathor, Bastet, dan Sekhmet, dan mengenakan piringan surya sebagai bagian dari mahkota dewanya.
Namun, Pakhet kemudian dikenal sebagai pelindung rumah tangga dari masalah lain, seperti tikus yang mengganggu rumah, mungkin karena kecenderungannya yang seperti kucing. Dia akan menjelajahi gurun pada malam hari sendirian, mencari keindahan di sepanjang jalur ini.
Kuil Pakhet yang paling terkenal dapat ditemukan di al Minya, yang terletak di sebelah selatan Akhmim.
Hapi
Hapi merupakan dewa Sungai Nil dan kesuburan, juga dikenal sebagai dewa genangan. Ia sering digambarkan sebagai pria dengan perut besar atau buaya Nil.
Dalam mitologi Mesir kuno, Hapi biasanya ditampilkan mengenakan pakaian berwarna biru, yang melambangkan hubungannya dengan air.
Istri Hapi adalah dewi Nephthys, dan putranya adalah Khnum. Hapi adalah salah satu dewa terpenting dalam mitologi Mesir Kuno karena dia bertanggung jawab atas banjir tahunan yang akan membawa kesuburan pada tanah tersebut.
Sungai Nil adalah sumber segala kehidupan di Mesir Kuno, sehingga Hapi dipandang sebagai dewa terpenting. Selain sebagai dewa kesuburan, Hapi juga bertanggung jawab atas kelahiran kembali dan regenerasi.
Pasalnya, banjir Nil diyakini akan membantu meremajakan tanah dan menghadirkan kehidupan baru.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR