Nationalgeographic.co.id—Gravitasi bumi bisa saja menjadi hal yang fatal bagi makhluk hidup yang terjatuh dari ketinggian. Ia bisa saja membunuh makhluk hidup tersebut hanya dalam sekejap saja.
Di sinilah, peran penting kehadiran parasut yang sangat membantu manusia ketika sedang berada pada ketinggian. Parasut menjadi alat pengaman ketika kita terjatuh.
Bagaimana sejarah dunia mengenal parasut?
Seorang Prancis bernama Louis-Sebastien Lenormand membuat semacam parasut dari dua payung dan melompat dari pohon pada tahun 1783, tetapi André-Jacques Garnerin adalah orang pertama yang merancang dan menguji parasut yang mampu memperlambat jatuhnya seseorang dari ketinggian.
Akan tetapi, tahukah Anda, beberapa ratus tahun sebelum Lenormand dan Garnerin mendemonstrasikan idenya, gagasan membuat parasut pernah juga terlintas oleh pikiran seorang Leonardo da Vinci dalam tulisannya tahun 1485.
Saat itu, da Vinci membuat sketsa penemuan tersebut dengan uraian sebagai berikut: "Jika seseorang mempunyai tenda yang terbuat dari linen yang semua lubangnya telah ditutup, dan lebarnya dua belas braccia (kira-kira 7 meter) serta ukuran kedalaman yang sama, dia akan mampu menjatuhkan dirinya dari ketinggian berapa pun tanpa mengalami cedera apa pun."
Mungkin aspek yang paling menonjol dari desain parasut da Vinci adalah kanopinya berbentuk segitiga, bukan bulat, sehingga banyak orang bertanya-tanya apakah parasut tersebut benar-benar memiliki hambatan udara yang cukup untuk mengapung. Dan karena parasut da Vinci dibuat dari linen yang menutupi rangka kayu, beratnya perangkat tersebut juga dipandang sebagai sebuah masalah.
Seperti kebanyakan gagasan da Vinci lainnya, penemuan ini tidak pernah benar-benar dibuat atau diuji oleh Leonardo sendiri.
Namun, pada tahun 2000, Adrian Nicholas yang pemberani juga membuat prototipe berdasarkan desain da Vinci dan mengujinya. Meskipun ada keraguan dari para ahli, desain da Vinci berfungsi sebagaimana mestinya dan Nicholas bahkan mencatat bahwa perjalanannya lebih mulus daripada parasut modern.
Adrian Nicholas, seorang penerjun payung berusia 38 tahun dari London, memenuhi ambisi hidupnya untuk membuktikan bahwa para ahli aerodinamika salah ketika ia menggunakan parasut berdasarkan desain Da Vinci untuk melayang hampir dua setengah kilometer dari balon udara.
Ia mengabaikan peringatan bahwa hal itu tidak akan berhasil. Ia membangun alat seberat 84 kg yang terbuat dari tiang kayu, kanvas, dan tali dari sketsa sederhana yang ditulis Da Vinci di buku catatannya. Namun, semua itu tidaklah sia-sia. Keberhasilannya membuka mata semua orang bahwa karya da Vinci tidak bisa dianggap remeh.
Source | : | Dailymail.co.uk,History,Guardian,Invent |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR