Pemerintahan Caesarion juga menyaksikan kemajuan budaya dan keilmuan, dengan Alexandria tetap menjadi pusat pembelajaran dan kebudayaan.
Perpustakaan Alexandria yang terkenal dan lembaga-lembaga ilmiah kota terus berkembang, berkontribusi pada budaya Helenistik yang memadukan unsur-unsur Mesir, Yunani, dan Romawi.
Penaklukan Terakhir Mesir oleh Roma
Pada tahun 30an SM, persatuan Antony dan Cleopatra, membuat khawatir banyak orang di Roma, yang takut akan pemusatan kekuasaan dan potensi pergeseran pusat kekaisaran ke Timur.
Oktavianus mengeksploitasi ketakutan ini, menggambarkan aliansi Antony dengan Cleopatra sebagai pengkhianatan terhadap nilai-nilai Romawi dan ancaman terhadap stabilitas republik.
Perang propaganda antara Oktavianus dan Antonius, yang penuh dengan tuduhan dan kontra-tuduhan, memicu konflik yang tak terelakkan.
Jatuhnya Mesir, yang menandai berakhirnya dinasti Ptolemeus dan bergabungnya negara tersebut ke dalam Kekaisaran Romawi, merupakan puncak dari konflik politik, militer, dan pribadi yang terjadi secara dramatis pada abad pertama SM.
Peristiwa penting yang menyebabkan kejatuhan ini adalah Pertempuran Actium pada tanggal 2 September 31 SM, ketika armada Cleopatra VII dan Mark Antony berhadapan dengan angkatan laut Oktavianus, calon Kaisar Augustus.
Kekalahan di Actium merupakan bencana besar bagi Antony dan Cleopatra. Pasukan mereka dikalahkan dan dikalahkan oleh angkatan laut Oktavianus, yang menyebabkan kerugian besar.
Setelah kejadian itu, Antonius dan Kleopatra mundur ke Aleksandria, tempat mereka berharap dapat mempertahankan Mesir dari serangan pasukan Oktavianus.
Namun, situasinya sangat buruk. Kesetiaan sekutu mereka berkurang, dan upaya diplomatik Oktavianus semakin mengucilkan pasangan tersebut.
Pada tahun 30 SM, pasukan Oktavianus memasuki Mesir, hanya menghadapi sedikit perlawanan. Antony, yang salah percaya bahwa Cleopatra telah meninggal, bunuh diri.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR