Nationalgeographic.co.id—Tsunami Samudra Hindia yang dahsyat pada akhir tahun 2004 merenggut hingga 300.000 nyawa dalam waktu 24 jam. Pada tahun 2011, tsunami Jepang merenggut 20.000 nyawa lagi. Sebelum kejadian ini, hanya sedikit ilmuwan yang tertarik mempelajari tsunami. Pasalnya mereka percaya bahwa peristiwa alam tersebut sangat jarang terjadi.
Meski jarang, ada beberapa tsunami yang terjadi dalam sejarah dunia kuno. Tsunami tersebut mungkin menyebabkan jutaan kematian. Semua terjadi pada masa prasejarah namun meninggalkan bekas tsunami berupa puing-puing di sepanjang garis pantai.
Gempa bumi dan tsunami di Mediterania 8.000 tahun yang lalu
Pada bulan November 2006, para ilmuwan melaporkan bahwa tsunami besar melanda Mediterania timur sekitar 8.000 tahun yang lalu. “Tsunami itu dipicu oleh longsoran puing dari Gunung Etna di Sisilia,” tulis Karen Mutton di laman Ancient Origins.
Longsoran Gunung Etna menyebabkan 25 kilometer kubik batuan dan sedimen jatuh ke air dengan kecepatan 322 kilometer per jam. Menghantam dasar laut, bebatuan itu mengubah lapisan tebal sedimen laut lunak menjadi jeli. Pada akhirnya, memicu tanah longsor di bawah air.
Peneliti di National Institute of Geophysics and Volcanoes menggunakan perahu yang dilengkapi sonar untuk menyurvei sedimen dasar Laut Ionia.
Mereka memperkirakan tsunami mencapai ketinggian hingga 51 meter di Sisilia dalam waktu 15 menit setelah longsoran salju. Dengan kecepatan 724 kilometer per jam, tsunami membanjiri Yunani dan Libya dengan gelombang setinggi 13 meter satu jam kemudian. Setelah menghancurkan pulau-pulau Yunani dan Turki, gelombang tersebut akan mencapai Mesir dan Israel hanya dalam waktu 3 jam.
8.000 tahun yang lalu, garis pantai Mediterania sekitar 10 meter lebih rendah dibandingkan saat ini. Oleh karena itu, menyulitkan identifikasi endapan tsunami tersebut. Namun, situs Neolitikum yang tenggelam, di Atlit-Yam, Israel, telah diidentifikasi sebagai kemungkinan korban tsunami. Pasalnya, situs itu tiba-tiba ditinggalkan 8.000 tahun yang lalu.
Permukiman di pantai selatan Italia, Malta, Tunisia, Yunani barat, atau Libya musnah seluruhnya oleh gelombang yang menjulang tinggi. “Ribuan orang pasti terbunuh oleh peristiwa yang bahkan lebih dahsyat dari tsunami Samudra Hindia tahun 2004,” tambah Mutton.
Tsunami Santorini yang menghancurkan bangsa Minoa
Sekitar 1.600 SM letusan gunung berapi Thera di Laut Aegea menyebabkan tsunami besar yang menggenangi Mediterania. Tsunami itu mungkin berperan penting dalam punahnya kebudayaan Minoa. Tanggal pastinya tidak tercatat dalam catatan sejarah dunia kuno. Namun para ilmuwan dapat mempelajari sampel inti dan lingkaran pohon. Sementara para arkeolog dapat menentukan tanggal permukiman Minoa di Akrotiri di Santorini yang tertutup abu setinggi satu meter selama letusan.
Sebelum terjadi letusan di Nea Kameni, pusat kaldera yang sebagian besar sudah runtuh, Thera adalah pulau yang jauh lebih besar. Diperkirakan letusan Zaman Perunggu Akhir memiliki Indeks Ledakan Vulkanik (VEI) sebesar 6 atau 7. Letusan ini mengeluarkan setara dengan 14 60 kilometer kubik batuan dan abu ke atmosfer.
Para ilmuwan meyakini letusan terjadi dalam empat fase. Letusan magma dan abu yang hebat dengan batu apung setinggi 7 meter diendapkan di pulau itu. Kota-kota seperti Akrotiri terkubur. Aliran piroklastik dan air mancur lava serta tsunami dihasilkan. Inisiasi keruntuhan kaldera. Lava dan lahar mengalir di Thera dan runtuhnya kaldera menciptakan mega-tsunami di Mediterania selatan.
Kreta, 100 kilometer dari Thera, dilanda tsunami yang tingginya mencapai 28 meter selama keruntuhan kaldera terakhir. Genangan mencapai 450 meter ke daratan di beberapa daerah. Situs arkeologi seperti Amnissos, Pitsidia, dan Palaikastro mengalami kerusakan akibat gunung berapi dan tsunami. Endapan sedimen dari letusan juga telah diidentifikasi di barat daya Turki, Cycaldes, Siprus, Israel, dan mungkin di Sisilia.
Permukiman Akrotiri, di pulau Thera, terkubur abu vulkanik dan batu apung, sehingga banyak benda dan karya seni diawetkan. Situs pertama kali digali oleh Spyridon Marinatos pada tahun 1967. Akrotiri tampak seperti kota hantu ketika gunung berapi meletus, karena tidak ada mayat yang ditemukan. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk memiliki cukup waktu untuk mengevakuasi pulau tersebut.
Banyak sejarawan, termasuk Marinatos, percaya bahwa Thera adalah inspirasi asli 'Atlantis' karya Plato.
Tsunami Atlantik Utara tahun 6.100 SM
Pada zaman prasejarah, tiga longsoran besar terjadi di bawah air di tepi landas kontinen Norwegia. Peristiwa ini menyebabkan tsunami besar di Samudra Atlantik Utara. Dikenal sebagai Storegga Slides (Great Edge), tiga longsor besar di bawah air menyebabkan perpindahan air secara besar-besaran.
Yang pertama terjadi sekitar 30.000 hingga 50.000 tahun yang lalu. Yang kedua dan ketiga terjadi sekitar 8.000 tahun yang lalu ketika wilayah seukuran Islandia meluncur ke Laut Norwegia. Dimensinya sangat mencengangkan - bentangan pantai sepanjang 290 kilometer, dengan luas 3.500 kilometer kubik menyebabkan perpindahan air besar-besaran. Hal ini turut berdampak pada pantai Skotlandia, Norwegia, dan Shetlands.
Di Norwegia, pesisir menunjukkan bukti adanya tsunami setinggi 10-20 meter. Di Skotlandia, jejak tsunami telah tercatat, dengan endapan sedimen ditemukan di Firth of Forth, 80 kilometer ke daratan dan 4 meter di atas permukaan air pasang normal.
Wilayah lain di Inggris menunjukkan genangan setinggi sekitar 25 meter di atas permukaan air tertinggi. Di Kepulauan Shetland, bukti peristiwa ini banyak terlihat di sepanjang tebing gambut dan lembah dataran rendah. Kekuatan terbesar tsunami mungkin terjadi di tanjung terbuka, namun genangan terbesar terjadi di saluran masuk.
Storegga Slide pertama kali ditemukan pada akhir tahun 1983. Saat itu ilmuwan Norwegia Tom Bugge mempelajari perpindahan bawah air dan menyadari bahwa hal itu terjadi dalam tiga tahap.
Membawa gelombang besar, tsunami dalam sejarah dunia kuno pun menghancurkan kehidupan.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR