Baca Juga: Langkah Awal untuk Berlomba di Ajang Ultra Trail Dunia
Persamaan itulah yang membuat jenis latihan trail running tidak berbeda jauh dengan latihan lari pada umumnya.
Hanya saja, terkait dengan adanya tanjakan dan turunan di lintasan trail run, perlu ditekankan pentingnya untuk latihan berlari di medan yang menanjak dan menurun.
Agi sendiri mengaku sering melakukan latihan tersebut di tribun salah satu stadion sepak bola di dekat rumahnya di Depok, Jawa Barat.
Khusus dengan jalanan yang menurun, para penggiat trail run perlu untuk melatih ketangkasan tubuhnya. Ladder drill yang dipandu oleh Agi tadi menjadi salah satu menu latihan yang wajib untuk meningkatkan kemampuan tersebut.
“Ini penting untuk menciptakan muscle memory, yaitu saat otot dan otak bisa bersinergi untuk melakukan gerakan yang cepat dan tepat, terutama saat menghadapi turunan,” papar ayah dua anak tersebut.
Hal lain yang menjadi perhatian Agi adalah running form. Hal ini berdasarkan pengalamannya melihat para pelari yang belum memiliki running form yang baik namun sudah berlari dengan cepat. Apalagi, tidak sedikit dari para pelari tersebut belum memiliki berat badan yang ideal.
“Lari dengan cepat itu tidak dilarang. Tapi dengan running form yang belum baik serta berat badan yang belum ideal, potensi terjadinya cedera meningkat,” jelas Agi.
Pria yang sudah melakukan trail run sejak 2014 tersebut menjelaskan bagaimana running form tersebut bisa membuat lari seseorang menjadi lebih efisien.
Terkait waktu persiapan, Agi menyarankan untuk melakukan latihan minimal tiga bulan sebelum mengikuti lomba. Dimulai dari fase conditioning, fase melatih kecepatan, hingga fase melatih teknik dan melakukan simulasi.
Jangan lupa juga untuk selalu memberi waktu untuk tubuh beristirahat di masa persiapan tersebut. Agi sendiri memiliki format latihan 2:1 atau 3:1, yaitu dua atau tiga hari latihan, dan satu hari istirahat.
KOMENTAR