Penyebab Peristiwa Alam Berubah Menjadi Bencana Alam
Jadi, apa yang membuat suatu peristiwa alam menjadi bencana alam? Menurut Petra Tschakert, Assistant Professor of Geography di The Pennsylvania State University, ini bisa dibilang pertanyaan etis.
Bencana alam terjadi ketika peristiwa alam menimbulkan kerugian dalam jumlah besar dan melebihi kemampuan manusia untuk menghadapinya.
Namun, "kerugian" itu sendiri sebenarnya bergantung pada apa yang kita anggap penting. Definisi bencana ini mirip dengan definisi pembangunan, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya.
Ada definisi bencana yang menekankan kerugian materi, dan ada pula yang menekankan dampak kesehatan.
Umumnya, tingkat keparahan bencana diukur berdasarkan kerugian finansial atau jumlah korban jiwa. Biasanya, bencana yang menimbulkan kerugian finansial lebih besar juga akan menyebabkan lebih banyak korban jiwa.
Meskipun demikian, hal ini tidak selalu terjadi. Bencana di wilayah miskin cenderung menyebabkan lebih banyak kematian; bencana di wilayah kaya cenderung menyebabkan kerugian finansial lebih besar.
"Hal ini terjadi karena wilayah miskin biasanya kurang mampu melindungi penduduknya, sementara wilayah kaya memiliki infrastruktur yang lebih mahal dan rentan terhadap peristiwa ekstrem," tutur Tschakert.
Contohnya adalah perbedaan dampak antara Badai Katrina (2005) dan Topan Nargis (2008). Keduanya adalah siklon tropis dengan intensitas tinggi (kecepatan angin Katrina 280 km/jam; kecepatan angin Nargis 169 km/jam) yang menghantam wilayah pesisir padat penduduk, termasuk kota industri besar (New Orleans, populasi 1,5 juta; Yangon, populasi 4,4 juta).
Namun, badai Katrina menyebabkan sekitar 2.000 kematian dan kerugian AS$80 miliar, sedangkan Topan Nargis menyebabkan sekitar 140.000 kematian dan kerugian AS$10 miliar.
Perbedaan dampak pada korban jiwa dan kerugian materi antara negara kaya dan miskin ini menunjukkan pentingnya definisi yang tepat saat kita berbicara tentang bencana.
Baca Juga: Tak Sekadar Fiksi, Roh Mitologi Jepang Ini Lahir dari Sejarah Kelam
KOMENTAR