Tibet dan Mongol
Politisi yang cerdik, bangsa Tibet bersekutu dengan Genghis Khan. Saat itu, ia sedang menaklukkan dunia pada awal abad ke-13. Orang-orang Tibet memberikan penghormatan kepada bangsa Mongol setelah mereka menaklukkan Tiongkok. Selain itu, bangsa Tibet juga diberi otonomi yang jauh lebih besar dibandingkan negeri-negeri lain yang ditaklukkan Mongol.
Seiring berjalannya waktu, Tibet dianggap sebagai salah satu dari 13 provinsi di Kekaisaran Tiongkok ketika dipimpin oleh Dinasti Yuan. Selama periode ini, orang-orang Tibet memperoleh pengaruh yang besar terhadap orang-orang Mongol di istana. Pemimpin spiritual besar Tibet, Sakya Pandita, menjadi wakil Mongol di Tibet. Keponakan Sakya, Chana Dorje, menikah dengan salah satu putri Kaisar Mongol Kublai Khan.
Orang Tibet mewariskan keyakinan Buddha mereka ke bangsa Mongol bagian timur. Kubilai Khan sendiri mempelajari kepercayaan Tibet dengan guru besar Drogon Chogyal Phagpa.
Tibet Merdeka
Ketika Dinasti Yuan Mongol jatuh pada tahun 1368 ke tangan etnis Han (Dinasti Ming), Tibet menegaskan kembali kemerdekaannya. Tibet menolak membayar upeti kepada kaisar dari Dinasti Ming.
Pada tahun 1474, kepala biara Buddha Tibet yang penting, Gendun Drup, meninggal dunia. Seorang anak yang lahir 2 tahun kemudian diketahui merupakan reinkarnasi kepala biara. Ia pun dibesarkan menjadi pemimpin sekte berikutnya, Gendun Gyatso.
Setelah masa hidup mereka, kedua pria tersebut disebut Dalai Lama Pertama dan Kedua. Sekte mereka, Gelug atau "Topi Kuning", menjadi aliran dominan agama Buddha Tibet.
Dalai Lama Ketiga, Sonam Gyatso (1543-1588), adalah orang pertama yang diberi nama demikian selama hidupnya. Dia mengubah bangsa Mongol menjadi Buddha Gelug Tibet. Bahkan penguasa Mongol Altan Khan yang mungkin memberikan gelar “Dalai Lama” kepada Sonam Gyatso.
Meskipun Dalai Lama yang baru diangkat mengonsolidasikan kekuatan posisi spiritualnya, Dinasti Gtsang-pa mengambil alih takhta Kerajaan Tibet pada tahun 1562. Para Raja akan memerintah sisi sekuler dari Kerajaan Tibet selama 80 tahun ke depan.
Dalai Lama Keempat, Yonten Gyatso (1589-1616), adalah seorang pangeran Mongolia dan cucu Altan Khan.
Selama tahun 1630-an, Kekaisaran Tiongkok terlibat dalam perebutan kekuasaan. Perebutan kekuasaan itu terjadi antara bangsa Mongol, suku Han dari Dinasti Ming yang mulai memudar, dan suku Manchu di Tiongkok timur laut. Manchu akhirnya mengalahkan Han pada tahun 1644. Suku ini mendirikan dinasti kekaisaran terakhir Tiongkok, Dinasti Qing (1644-1912).
Source | : | thought.co |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR