Inggris mengeklaim wilayah Tawang di Tibet selatan, yang sekarang menjadi bagian dari negara bagian Arunachal Pradesh di India. Karena klaim itu, Tiongkok keluar dari konferensi tersebut tanpa menandatangani perjanjian tersebut. Tibet dan Inggris sama-sama menandatangani perjanjian.
Akibatnya, Tiongkok tidak pernah menyetujui hak India di Arunachal Pradesh utara (Tawang). Keduanya berperang memperebutkan wilayah tersebut pada tahun 1962. Sengketa perbatasan masih belum terselesaikan.
Tiongkok juga mengeklaim kedaulatan atas seluruh Tibet. Sementara pemerintah Tibet di pengasingan mengungkapkan bahwa Outer dan Inner Tibet secara hukum tetap berada di bawah yurisdiksi Dalai Lama. Hal ini berlaku setelah kegagalan Tiongkok menandatangani Konvensi Simla.
Masalahnya Belum Selesai
Tak lama lagi, perhatian Tiongkok akan terlalu teralihkan sehingga tidak memikirkan masalah Tibet. Jepang menginvasi Manchuria pada tahun 1910. Kekaisaran Jepang akan maju ke selatan dan timur melintasi sebagian besar wilayah Tiongkok hingga tahun 1945.
Pemerintahan baru Republik Tiongkok memegang kekuasaan nominal atas sebagian besar wilayah Tiongkok hanya selama 4 tahun. Setelah itu, perang pecah antara banyak faksi bersenjata.
Memang benar, rentang sejarah Tiongkok dari tahun 1916 hingga 1938 kemudian disebut sebagai “Era Panglima Perang”. Berbagai faksi militer berusaha mengisi kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan oleh jatuhnya Dinasti Qing.
Tiongkok akan mengalami perang saudara yang hampir terus-menerus hingga kemenangan Komunis pada tahun 1949. Era konflik ini diperburuk oleh Pendudukan Jepang dan Perang Dunia II. Dalam keadaan seperti itu, pemerintah Tiongkok tidak begitu tertarik pada Tibet.
Dalai Lama ke-13 memerintah Tibet merdeka dengan damai sampai kematiannya pada tahun 1933.
Dalai Lama ke-14
Setelah kematian Thubten Gyatso, reinkarnasi baru Dalai Lama lahir di Amdo pada tahun 1935.
Tenzin Gyatso, Dalai Lama saat ini, dibawa ke Lhasa pada tahun 1937. Ia memulai pelatihan menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Tibet. Tenzin Gyatso tinggal di sana sampai tahun 1959, ketika Tiongkok memaksanya untuk mengungsi ke India.
Source | : | thought.co |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR