Di masa itu, wilayah kekaisaran meliputi Mongolia modern serta Kekaisaran Tiongkok di bawah pemerintahan Kubilai Khan. Kubilai Khan adalah pendiri Dinasti Yuan Kekaisaran Tiongkok.
Perjalanan mereka berakhir di Shangdu, juga dikenal sebagai Xanadu (Mongolia dalam modern), istana musim panas kaisar.
Niccolo dan Maffeo diizinkan bertemu dengan kaisar. Kubilai Khan lalu memerintahkan keduanya untuk kembali ke Shangdu dengan 100 pendeta dan minyak dari Gereja Makam Suci di Yerusalem.
Niccolo dan Maffeo tiba kembali di Venesia sekitar tahun 1269 dan memulai perjalanan kembali ke Shangdu 2 tahun kemudian. Pada perjalanan kali ini, Marco Polo bergabung.
Sayangnya, mereka kembali dengan hanya 2 dari 100 pendeta yang diminta. Marco Polo berusia sekitar 17 atau 18 tahun saat itu.
Selama 3 tahun berikutnya, keluarga Marco Polo melakukan perjalanan darat kembali ke Shangdu. Rute tersebut membawa mereka melewati kota bersejarah Acre, Bagdad, Hormuz, Kashgar, Karakorum, dan Khan Bhalik.
Di tengah perjalanan, kedua pendeta tersebut meninggalkan perjalanan. Jadi kecuali minyak suci yang diminta, ketiganya tiba di istana kaisar dengan tangan kosong.
Mungkin karena utang atau janji dengan Kubilai Khan, keluarga Marco Polo menghabiskan 17 tahun berikutnya di bawah pengawasan Kubilai Khan. Namun tidak jelas apakah mereka bertahan selama itu semata-mata karena pilihan.
Pada masa itu, Marco dikirim ke seluruh Asia Tengah oleh Kubilai Khan. Ia diberi paspor logam berstempel untuk mengidentifikasinya sebagai utusan khusus bagi kaisar.
Catatan seorang “tahanan”
Ketika Marco Polo kembali ke Venesia, perang pecah dengan Republik Genoa. Setelah bergabung dalam upaya perang, dia ditangkap oleh orang Genoa selama pertempuran laut dan dipenjarakan.
Baca Juga: Sisi Lain Kehidupan Marco Polo, Penjelajah Sohor dalam Sejarah Dunia
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR