Namun, Marc Mapalo, seorang paleontolog dari Universitas Harvard, dan rekan-rekannya juga menemukan spesies baru yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya, yang mereka beri nama Aerobius dactylus.
Dengan menganalisis spesies-spesies purba ini, para ilmuwan berhasil menyusun garis waktu evolusi beruang air. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beruang air telah mengembangkan kemampuan adaptasi yang luar biasa sejak jutaan tahun lalu, memungkinkan mereka bertahan hidup dalam berbagai kondisi ekstrem.
Terperangkap dalam waktu
Selama puluhan juta tahun, dua ekor beruang air ini telah tertidur dalam penjara amber, menunggu saatnya untuk dilihat dunia. Terperangkap dalam resin pohon yang mengeras menjadi amber, makhluk-makhluk mikroskopis ini menyimpan rahasia evolusi yang telah lama membingungkan para ilmuwan.
Fosil beruang air pertama yang ditemukan, Beorn leggi, sudah ditemukan sejak tahun 1964. Namun, karena ukurannya yang sangat kecil dan terperangkap dalam amber, detail morfologinya sulit untuk diamati dengan jelas. Baru berkat kemajuan teknologi pencitraan, para peneliti kini dapat mengungkap rahasia yang tersembunyi di dalam amber purba ini.
"Banyak ahli tardigrades telah merenungkan fosil-fosil ini selama 60 tahun terakhir, tetapi ada batasan yang sulit dalam hal informasi yang dapat diperoleh karena tardigrades sangat kecil dan agak terhalang oleh amber," kata ahli biologi dari New Jersey Institute of Technology, Phil Barden, yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini, seperti dilansir dari National Geographic.
Hewan-hewan ini sangat kecil, kata Barden, sehingga cakar kecil di kaki mereka sekitar sepersepuluh lebar rambut manusia.
Amber memang menjadi kapsul waktu yang sempurna untuk mengawetkan makhluk-makhluk kecil seperti beruang air. Namun, kelangkaan fosil tardigrades bukan hanya karena ukurannya yang mini.
Faktanya, menurut Mapalo, tidak banyak paleontolog yang tertarik mempelajari fosil tardigrades, sehingga banyak koleksi amber yang mungkin mengandung fosil beruang air terlupakan begitu saja.
Hanya berkat kemajuan teknologi pencitraan modernlah, para ilmuwan kini dapat menggali informasi baru dari sampel amber yang telah dikumpulkan sebelumnya.
Hal ini membuka peluang bagi kita untuk lebih memahami evolusi dan adaptasi beruang air, makhluk kecil yang memiliki kemampuan bertahan hidup yang luar biasa.
Baca Juga: Studi Baru Mengungkap Cara Berjalan Tardigrada, Si Pejalan Lambat
KOMENTAR