Apakah Neanderthal mengembangkan kemampuan ini secara mandiri, atau apakah mereka belajar dari Homo sapiens? Pertanyaan ini masih menjadi perdebatan di kalangan para ilmuwan.
"Tetapi kita tahu bahwa definisi bahwa hanya Homo sapiens yang membuat seni dan hanya Homo sapiens yang terlibat dalam apa yang tampak seperti abstraksi… sedang memudar."
Warisan genetik dari masa lalu
Kita sering membayangkan evolusi manusia sebagai sebuah pohon keluarga, di mana setiap cabang mewakili spesies yang berbeda. Namun, penemuan terbaru menunjukkan bahwa gambaran ini terlalu sederhana.
Faktanya, sejarah evolusi kita lebih mirip dengan sebuah sungai yang berkelok-kelok, dengan banyak cabang yang saling berpisah lalu bertemu kembali.
Bagaimana kita bisa menyimpulkan hal ini? Salah satunya adalah melalui analisis DNA. Dalam genom kita, manusia modern, tersimpan potongan-potongan DNA Neanderthal dan Denisovan.
Ini adalah bukti tak terbantahkan bahwa nenek moyang kita pernah kawin campur dengan spesies manusia purba lainnya.
"Ini adalah gagasan tentang informasi genetik yang berpotensi bercampur dalam beberapa populasi, kemudian terpecah, kemudian pada waktu berikutnya bercampur lagi dan terpecah lagi." ujar Profesor Smith.
Penemuan ini, menurut ahli biologi evolusi Australian National University, João Teixiera, telah mengubah pandangan kita tentang evolusi manusia.
Jika sebelumnya kita menganggap Neanderthal dan Denisovan sebagai spesies yang terpisah dari Homo sapiens, kini kita harus melihat ketiganya sebagai spesies yang sama.
"Kenyataannya, bukti genetik menunjukkan bahwa setidaknya Neanderthal dan Denisovan adalah bagian dari keluarga manusia," papar Teixiera.
Baca Juga: Tanah Air Pertama Homo sapiens di Luar Afrika Telah Ditemukan
KOMENTAR