Nationalgeographic.co.id—Kematian Marie Antoinette lewat hukuman mati merupakan peristiwa yang terus diingat oleh banyak orang. Marie Antoinette mati lewat hukuman pancung dengan pisau besar guillotine pada 16 Oktober 1793.
Setelah kematian Marie Antoinette, banyak revolusioner Prancis yang gembira dan mengucapkan selamat tinggal kepada ratu terakhir Prancis itu untuk selamanya. Setelah pisau guillotine itu dijatuhkan, algojo mengayunkan kepala Marie Antoinette dengan lambaian penuh kemenangan sehingga seluruh kerumunan rakyat dapat melihatnya.
Namun bagi ribuan orang yang berkumpul untuk menyaksikan kejadian itu, itu adalah sebuah kekecewaan. Mereka ingin melihat ratu Prancis berusia 38 tahun itu gemetar ketakutan dan meringkuk dengan penuh penyesalan.
Seorang jurnalis dan revolusioner abad ke-18 yang terkenal, Jacques Hébert, menulis di surat kabar Le Père Duchesne bahwa Marie Antoinette "berani dan kurang ajar sampai akhir." Meskipun algojo telah memotong semua rambutnya dan memerintahkannya untuk mengenakan gaun putih usang (kemungkinan besar kotor saat dia menaiki tangga menuju guillotine), Marie Antoinette tetap tenang.
Kematian Marie Antoinette adalah salah satu skandal terbesar dalam hidupnya. Apakah itu merupakan perpisahan yang baik atau tidak? Hingga hari ini, ada pendapat yang berbeda-beda tentang ratu muda tersebut.
Para simpatisan menunjukkan fakta bahwa Antoine muda, begitu dia dipanggil di negara asalnya, Austria, tidak lebih dari sekadar alat tawar-menawar bagi ibunya. Ketika Marie Antoinette baru berusia 10 tahun, ibunya mengatur agar dia menikah dengan Louis Auguste, sebuah pernikahan yang diatur dengan hati-hati yang akan menyatukan Hapsburg Austria dan Bourbon Prancis.
Namun para pencela berpendapat bahwa meskipun dia tidak memiliki banyak suara dalam kondisi hidupnya, dia pasti dapat menjalani hari-harinya di istana dengan cara yang lebih sesuai untuk seorang ratu dari sebuah negara yang berada di ambang revolusi.
Meskipun tidak ada gunanya untuk membahas kebaikan atau keburukannya, kita mungkin bisa mempelajari skandal-skandal besar Marie Antoinette untuk jadi sebuah pelajaran agar hal-hal itu tak terulang lagi. Mari kita mulai dengan pernyataan yang sering dikutip tentang sikap pengabaian Marie Antoinetter rakyatnya yang kelaparan.
1. 'Let Them Eat Cake!'
Meski ia terkenal karena pernah menyatakan, "Biarkan mereka makan kue," ketika ia mendengar bahwa para petani kelaparan, Marie Antoinette sebenarnya tidak pernah mengatakannya. Ratu muda itu dikenal sangat lembut hati, berbeda dengan sifatnya yang lain sebagai seorang pemboros dan suka berpesta liar.
Ada kisah tentang pemberian bantuannya kepada seorang petani yang ditanduk binatang buas, serta mengasuh seorang anak laki-laki yatim piatu.
Baca Juga: Mati Dipenggal, Di Mana Kepala Marie Antoinette Kini Disimpan?
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR