Nationalgeographic.co.id—Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) merayakan perjalanan panjang 60 tahun dengan mengadakan kegiatan bersepeda mandiri (unsupported) sejauh 660 kilometer dari Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta menuju Kampus UI di Depok, Jawa Barat.
Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 5 hingga 8 September 2024 ini bertajuk “Gowes 660: Menyapa Sobat Alam". Peserta akan berinteraksi dengan komunitas pencinta alam dan pencinta sepeda setempat di setiap daerah yang dilewati. Melalui cara ini, diharapkan akan menjadi sarana mempererat tali persaudaraan sesama pencinta alam dan pencinta sepeda.
Hal tersebut sudah terlihat dengan hadirnya sejumlah komunitas pencinta alam dan sepeda di titik start di kampus UGM, Kamis (5/9/2024). Mereka adalah Mapagama UGM, Palapsi UGM, Silvagama UGM, Gamago UGM, Mapala Janagiri Universitas Janabadra Yogyakarta, Mapala UMY Yogyakarta, serta Mapala UPN “Veteran” Yogyakarta.
Mocch. Fayez Indra Permadi, anggota Mapala UI yang turut berpartisipasi, menyambut para sobat alam tersebut dengan sukacita. Sebab, bagi diri Fayez, "Gowes kali ini tidak semata-mata merayakan 60 tahun berdirinya Mapala UI, tapi juga sekaligus sebagai sarana untuk silaturahmi dengan rekan-rekan pencinta alam di sepanjang rute yang kami lalui."
Sementara itu, Mochammad Fajar Aqil Asyabani, anggota Mapala UI lain yang turut berpartisipasi, mengaku terdorong oleh keinginan untuk menguji batas kemampuan dirinya melalui bersepeda jarak jauh. "Alasan saya mengikuti Gowes 660 adalah untuk ikut meramaikan perayaan ulang tahun Mapala UI yang ke-60 dengan memberi tantangan ke diri sendiri,” tutur Aqil.
Sebuah harapan yang dijamin akan terpenuhi dari empat etape yang bakal dilalui para peserta:
Rangkaian Perayaan 60 Tahun Mapala UI
Gowes 660 sendiri merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka perayaan 60 tahun Mapala UI. Sebelumnya, Mapala UI telah menyelenggarakan kegiatan Universitas Indonesia Membangun Nusa (UIMN) 2024, sebuah program pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh anggota junior. Ke depan, Mapala UI juga akan menggelar Universitas Indonesia Orienteering Race 2024 pada bulan Oktober.
Ketua Mapala UI, Muhammad Fikra Alfath Farades menjelaskan, "Gowes 660 merupakan salah satu cara kami untuk merayakan perjalanan panjang Mapala UI. Ada banyak pengorbanan, perjuangan, kerja sama, suka dan duka hingga Mapala UI dapat menjadi seperti sekarang."
Baca Juga: Aktivisme hingga Petualangan: Antara Gie, Pendakian, dan Semeru
"Itu semua karena jejak-jejak yang tidak menyerah dan pastinya cukup banyak dalam setiap cerita. Oleh karena itu kami memaknai perjalanan 60th ini dengan tema ‘Ada Jejakmu di Ceritaku’ sebagai garis yang menyatukan kita semua."
Dukungan Sobat Alam
Dukungan langsung juga disampaikan oleh berbagai pihak. Hatma Suryatmojo, Koordinator GaMaGo (Gadjah Mada Gowes) menyampaikan, "Atas nama UGM dan komunitas pesepeda Gadjah Mada Gowes (GaMaGo) menyambut baik rencana Mapala UI yang akan melakukan gowes touring 660 km menuju Kampus UI Jakarta.”
Apalagi, menurut Hatma, UGM memiliki komitmen untuk mewujudkan green campus dan carbon neutrality. Oleh karena itu, kegiatan Mapala UI dengan gowes 660 km yang memilih UGM sebagai lokasi start bisa jadi penyemangat sivitas akademika UGM dalam mewujudkan komitmen mulia tersebut.
Hal senada disampaikan oleh Nadhif Rafiandra, Ketua Mapagama UGM. Selain menyambut baik dan penuh antusias kehadiran rekan-rekan Mapala UI, baik para peserta maupun tim pendukung Gowes 660, Nadhif juga berterima kasih karena telah menjadikan kampus UGM sebagai titik start Gowes 660. “Kami berharap acara Gowes 660 dapat berjalan dengan lancar dan dapat menjadi sarana memperkuat tali silaturahmi,” ujar Nadhif.
Tentang Mapala UI
Mapala UI berdiri sejak 12 Desember 1964 dan merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat universitas yang aktif dalam kegiatan alam bebas, pengabdian masyarakat, dan pelestarian lingkungan. Didirikan oleh Soe Hok Gie, Mapala UI telah melahirkan banyak generasi pencinta alam yang berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam dan berkontribusi bagi masyarakat.
KOMENTAR