Kisah peserta wanita dan peserta termuda
Kegiatan Gowes 660 sendiri tentu saja memberikan kesan yang begitu mendalam bagi para peserta. Tidak terkecuali untuk Dyah Paramita dan Mochammad Fajar Aqil Asyabani.
Ita, panggilan akrab untuk Dyah Paramita, mengaku begitu emosional sepanjang tahun 2024 ini. Sebab, selain Mapala UI yang berulang tahun ke-60, dirinya juga turut merayakan ulang tahun ke-40 dari Paragita UI, sebuah unit kegiatan mahasiswa di bidang paduan suara. “Saya mencintai keduanya sebagai keluarga yang sudah membesarkan saya. (Untuk itu) ingin sekali memberi kado terbaik,” ungkap Ita.
Sebagai satu-satunya peserta wanita pada Gowes 660, Ita juga mengaku harus berkelindan dengan berbagai peran, mulai dari peran sebagai istri, ibu, hingga pegawai kantoran. “Tapi saya selalu percaya bahwa melalui niat baik, semua energi diri kita dan energi sekeliling kita mampu menghadirkan versi terbaik dari diri kita,” paparnya.
Hingga akhirnya semua itu terbayar tuntas di garis finish. “Sambutan keluarga Mapala UI dan dukungan dari para sahabat dari BKP 95 menutupnya dengan indah,” tutup Ita. (BKP merupakan akronim dari Badan Khusus Pelantikan yang kemudian menjadi sebutan untuk setiap angkatan pendidikan di Mapala UI.)
Sementara bagi Aqil, sapaan Mochammad Fajar Aqil Asyabani, selain merasa sangat bahagia karena mampu menuntaskan jarak bersepeda sejauh 660 kilometer, dirinya juga mengaku sangat bersyukur karena bisa membersamai para seniornya di Mapala UI. Apalagi, sebagai peserta termuda (22 tahun), dirinya merasakan bagaimana “Meski usia mereka bisa dua kali lipat bahkan lebih dari saya, konsistensi dan keceriaan mereka selalu terpancar setiap detiknya.”
Hal-hal seperti itulah yang mampu membuat Aqil mampu menuntaskan aktivitas bersepeda jarak jauh yang ternyata baru pertama kali dijalaninya. “Ini adalah olahraga baru bagi saya. Olahraga yang menantang sekaligus menyadarkan saya tentang bagaimana terkadang kita harus berupaya mencapai target yang bahkan tidak bisa diukur dengan angka-angka,” pungkas Aqil.
KOMENTAR