Nationalgeographic.co.id—Banksy adalah seorang seniman grafiti misterius asal Inggris. Ia terkenal akan karya-karyanya yang memiliki unsur provokatif, satir dan politis. Semua karyanya biasanya bisa ditemukan di tempat umum.
Identitas Banksy merupakan salah satu misteri terbesar di dunia seni kontemporer. Banksy merupakan salah satu seniman kontemporer paling terkenal. Semua orang tampaknya tahu namanya.
Banksy paling dikenal karena karya seni grafiti politiknya yang dilukis di seluruh dunia. Ia memiliki gaya yang khas, pesan politik yang radikal, dan harga lelang yang mencengangkan. Tapi selain itu semua, tidak banyak yang benar-benar kita ketahui tentang seniman tersebut.
Siapakah Banksy?
Banksy merupakan salah satu seniman paling terkenal di abad ini. Ia pertama kali menunjukkan karyanya pada tahun 1990-an di Bristol. Bansky mulai bekerja dengan tangan bebas, menyemprotkan cat langsung dari kaleng.
Pada pertengahan akhir tahun 1990-an, Bansky beralih ke stensil. Stensil memungkinkannya membuat komposisi yang lebih kompleks dalam rentang waktu yang lebih singkat.
Orang-orang yang mengenal Banksy secara pribadi menggambarkannya sebagai pria kulit putih yang saat ini berusia sekitar lima puluh tahun. Namun, kita tidak bisa sepenuhnya yakin akan apa pun. Agen Banksy melindungi privasinya dan terkadang meninggalkan jejak palsu.
Pada November 2022, Banksy diduga terekam kamera CCTV di Irpen, Ukraina. Saat itu ia sedang menyelesaikan salah satu karyanya. Meskipun demikian, asal-usul video tersebut tidak jelas. Jadi kita tidak bisa yakin bahwa rekaman tersebut benar-benar memperlihatkan seniman misterius tersebut.
Seniman dan anonimitas
“Ide tentang seniman anonim bukanlah hal baru,” tulis Anastasiia S. Kirpalov di laman The Collector. Hingga konsep seniman sebagai seorang jenius kreatif muncul, para pelukis dan pematung jarang membubuhkan tanda tangan pada karyanya.
Hingga era Renaisans, menciptakan seni kurang lebih merupakan jenis kerajinan yang lain. Saat itu, orang-orang melihat melukis sebagai sesuatu yang membutuhkan keterampilan. Melukis tidak dipandang sebagai proses pendidikan dan usaha mental yang panjang, tidak seperti musik dan menulis. Identitas para seniman tersebut, meskipun mereka dikenal semasa hidup, lama-kelamaan terlupakan.
Baca Juga: Cinta Tak Berbalas, Kisah Pilu Pertualangan Asmara Vincent van Gogh
Di era modern, para seniman sering kali menyembunyikan identitas mereka. Mereka juga menampilkan karya seni mereka dengan identitas fiktif. Tujuannya adalah untuk menghindari hambatan institusional yang bergantung pada jenis kelamin atau ras.
Seniman perempuan terkadang memamerkan karya mereka dengan nama laki-laki agar karya mereka dianggap serius. Misalnya, pelukis ekspresionis abstrak legendaris Grace Hartigan mengganti namanya menjadi George.
Pada abad ke-20, kerahasiaan menjadi alat konseptual, yang penggunaannya tidak terbatas pada ranah seni visual. Khususnya bagi seniman grafiti, kerahasiaan memiliki keuntungan tersendiri.
Grafiti digolongkan sebagai vandalisme dan ilegal di banyak negara. Seniman grafiti memiliki gaya yang beragam dan mudah dikenali. Tapi mencantumkan nama asli mereka di bawah karyanya dapat membuat mereka terancam hukuman penjara.
Namun, dalam kasus Banksy, anonimitasnya memiliki fungsi lain. Tanpa identitas, Banksy tampak seperti pahlawan super bertopeng. Siapa pun yang marah, tertindas, atau sekadar tidak acuh terhadap dunia di sekitar mereka bisa jadi adalah Banksy.
Karya Banksy yang terkenal
Banksy mulai dikenal publik pada tahun 1990-an. Saat itu ia membuat serangkaian grafiti anti-kemapanan di Bristol. Gayanya mudah dikenali. Seperti penggunaan stensil, palet warna yang didominasi hitam dan putih dengan bercak-bercak warna kecil. Dalam karyanya, ia menyampaikan pesan politik langsung, yang tidak lepas dari ironi.
Tak lama setelah pengakuan publik, kesuksesan finansial pun datang. Dalam salah satu wawancaranya, Banksy menyatakan bahwa kesuksesan komersial sama saja dengan kegagalan bagi seniman grafiti. Meski begitu, ia tidak menarik diri dari pasar seni. Untuk menghindari penipu, perusahaan Banksy, Pest Control, mengurus verifikasi dan penjualan karya-karyanya.
Selain grafiti, Banksy terkadang bekerja dengan seni patung dan instalasi. Karya terbesarnya saat ini menampilkan pameran pop-up bernama Dismaland. Dismaland dibangun di lokasi kolam renang umum yang terbengkalai di Somerset, Inggris. Dismaland pada hakikatnya berfungsi sebagai parodi Disneyland yang menyimpang.
Taman hiburan Banksy membawa keputusasaan alih-alih kegembiraan. Bukan wahana yang menyenangkan, para pengunjung justru mengamati instalasi tentang kebrutalan polisi, rasisme, konsumerisme, dan krisis iklim.
Pembeli rata-rata karya Banksy sangat jauh dari ide-idenya yang antikapitalis, antikonsumerisme, dan antikemapanan. Salah satu gerakan protesnya yang terkenal terjadi saat penghancuran lukisan Girl with a Balloon saat pelelangan di Sotheby's 2018. Banksy menerapkan mekanisme penghancuran diri pada bingkai lukisan. Karyanya dihancurkan tepat setelah dijual kepada pelanggan seharga $1,3 juta.
Sotheby's menyelesaikan situasi tersebut dengan menyatakan bahwa ini adalah karya seni pertama yang dibuat selama pelelangan. Mereka bahkan menjual bingkai dan potongan-potongan yang dihancurkan seharga hampir $23 juta.
Apakah kita perlu mengungkap identitas Bansky?
Banyak orang tergoda untuk mencari tahu identitas asli seniman misterius ini. Anda mungkin bertanya pada diri sendiri, apakah kita benar-benar perlu mengungkapnya?
Awalnya, anonimitas seniman grafiti berfungsi sebagai cara perlindungan dari tuntutan polisi. Namun, seiring popularitas Banksy tumbuh, identitasnya yang disembunyikan menjadi bagian dari brand tersebut. Identitasnya mungkin merupakan bagian terpenting dari merek Banksy.
Banksy jelas menggunakan jaringan kaki tangan yang tepercaya. Ia meninggalkan jejak palsu, dan mengejek publik dengan rumor dan penampilan yang tidak dikonfirmasi.
Mengungkap identitas asli Banksy juga berarti menghilangkan cara utama mereka dalam berekspresi secara artistik. Meskipun pencarian identitasnya hanya menguntungkan popularitasnya, memecahkan teka-teki itu secara simbolis akan membunuh sang seniman.
Banksy sulit dipahami, ada di mana-mana, dan tidak dapat diprediksi. Mungkin keadaan harus tetap seperti itu.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR