Nationalgeographic.co.id—Iphigenia adalah tokoh paling misterius yang diketahui dalam mitologi Yunani. Nama Iphigenia identik dengan tragedi dalam mitologi Yunani serta konsep pengorbanan selama ribuan tahun.
Wanita yang memesona ini adalah tokoh yang benar-benar menawan dalam mitologi Yunani. Kisahnya lekat dengan kisah tentang pengorbanan, kesetiaan keluarga, dan campur tangan para dewa yang sangat krusial.
Sebagai putri dari Raja Agamemnon yang terkenal dan Ratu Clytemnestra, kisah hidup Iphigenia menjadi bab penting dalam momen epik Perang Troya.
Secara khusus, kisah keluarga Atreus telah memikat para penggemar budaya Yunani kuno selama berabad-abad.
Pengorbanan Iphigenia adalah momen yang menentukan
Kisah menarik tentang Iphigenia dimulai di kerajaan Mycenae. Di sana, sosok monumental dalam mitologi Yunani kuno ini lahir dalam sebuah garis keturunan yang telah ditandai oleh kesuksesan, kemuliaan, dan tragedi.
Ayahnya yang tercinta adalah Agamemnon yang terkenal, komandan pasukan gabungan Yunani selama Perang Troya yang legendaris yang membentuk sejarah Yunani hingga saat ini.
Saat orang-orang Yunani sedang mempersiapkan ekspedisi, mereka berkumpul di Aulis. Misi mereka sederhana, yaitu memulai perjalanan mereka ke Troya dan menyelesaikan tugas membawa kembali Helen, ratu Sparta.
Namun, sayangnya bagi mereka, mereka mendapati diri mereka menghadapi tantangan yang signifikan oleh angin yang tidak menguntungkan.
Saat itulah peramal terkenal, Calchas, memberi tahu orang-orang Yunani bahwa dewi Artemis marah atas keputusan tidak suci Agamemnon untuk membunuh seekor rusa suci.
Inilah alasan mengapa Artemis meminta sebuah pengorbanan, dan pengorbanan tersebut akan sangat menghancurkan.
Baca Juga: Kisah Para Wanita Rupawan yang Menjebak Odysseus di Mitologi Yunani
Hidup Iphigenia adalah pengorbanan yang harus dilakukan agar angin berubah dan orang-orang Yunani dapat berlayar menuju Troya.
Awalnya, Raja Agamemnon terjebak antara kewajibannya yang mendesak sebagai seorang pemimpin dan cinta sebagai ayah kepada seorang putri yang cantik.
Namun, sang Raja harus menghadapi kenyataan. Ditekan oleh para pemimpin Yunani, ia akhirnya dengan ragu-ragu menyetujui pengorbanan putri kesayangannya.
Oleh karena itu, Iphigenia dibujuk ke Aulis dengan dalih menikahi pahlawan populer Achilles. Ini adalah tipu daya yang digunakan untuk menutupi matanya dari tragedi yang akan menimpanya.
Perlu dicatat bahwa ada beberapa versi mitos Yunani kuno ini di mana Iphigenia dengan rela menerima nasib tragisnya, memilih untuk mengorbankan dirinya demi kebaikan bangsa Yunani kuno.
Pembebasan Iphigenia dalam mitologi Yunani kuno
Kisah tragis Iphigenia dalam mitologi Yunani kuno ini tidak berakhir sampai situ. Kisah ini benar-benar berubah secara luar biasa dengan campur tangan Artemis secara tak terduga.
Saat Iphigenia hampir dikorbankan agar angin berubah menguntungkan bagi orang-orang Yunani, sang dewi memutuskan untuk menggantikannya dengan seekor rusa.
Ia kemudian membawanya ke Tauris, yang merupakan negeri yang jauh. Di sana, Iphigenia akan menjadi pendeta wanita di kuil Artemis.
Perantaraan dewi yang luar biasa ini tidak hanya menyelamatkan Iphigenia dari kematian yang brutal, tetapi juga membuka jalan pertemuannya dengan saudara lelakinya yang terkasih, yaitu Orestes.
Bertahun-tahun kemudian, Orestes diminta oleh dewa Apollo untuk mengambil patung suci Artemis dari Tauris, tempat Iphigenia dikirim oleh dewi tersebut setelah dia mengorbankan dirinya. Sebelumnya, Orestes telah disiksa oleh para Furies karena membunuh ibunya, Clytemnestra.
Oleh karena itu, bersama temannya Pylades, Orestes mematuhi kehendak dewi dan dibawa ke hadapan Iphigenia.
Saudarinya yang terkasih sekarang menjadi orang yang bertanggung jawab untuk melakukan pengorbanan bagi para tahanan asing.
Awalnya, kedua saudara itu tidak saling mengenal. Namun, mereka segera mengungkapkan identitas mereka satu sama lain, dalam sebuah pengungkapan takdir yang luar biasa.
Akibatnya, mereka melarikan diri dengan cepat kembali ke tanah air mereka, Yunani, bersama dengan patung suci yang diminta Orestes untuk dibawa.
Tentu saja, kisah Iphigenia benar-benar rumit, dengan liku-liku yang lebih dalam. Namun, pesan mendasar dari kisah ini telah diabadikan dalam berbagai karya sastra dan drama.
Yang paling terkenal adalah drama Euripides berjudul ”Iphigenia in Aulis” dan ”Iphigenia in Tauris”.
Kedua drama ini telah menjadi kisah klasik dalam tradisi sastra Yunani kuno dan memiliki tempat yang menonjol dalam mitologi Yunani kuno.
Kisah tragedi dan harapan ini adalah kisah di mana takdir, kehendak dewa, dan tindakan manusia dipadukan dengan cara yang sangat menyentuh.
Tema-tema ini telah memikat penonton selama berabad-abad dan terus dipelajari secara ekstensif oleh para sarjana budaya Yunani kuno.
Jika kita memperluas dan melihat cerita ini dalam konteks mitologi Yunani kuno yang lebih luas, kisah hidup Iphigenia menyoroti dilema moral yang dihadapi oleh individu yang terjebak antara keinginan pribadi dan norma-norma sosial.
Iphigenia terus melambangkan tema abadi pengorbanan dan penebusan. Kisahnya merupakan klasik yang kaya akan drama dan emosi. Itulah sebabnya kisah ini terus menginspirasi dan menggugah pemikiran.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR